Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, Agustus 13, 2016

BERKAT DAN PENUMPANGAN TANGAN IMAM, PENTING ?



Pada suatu hari Minggu, di paroki tetangga, yang jauhnya 15 km dari ibu kota sebuah kabupaten, Gereja paroki dipenuhi oleh ribuan umat yang menghadiri ekaristi. Perayaan itu menjadi cukup lama karena yang bertugas membagi komuni hanyalah pastor yang memimpin ekaristi dan dibantu oleh seorang suster. Dalam kebiasaan setempat, sesudah komuni kudus, barulah anak-anak yang belum menerima komuni maju menerima urapan tanda salib dari imam. Pada hari itu, pastor yang memimpin ekaristi agak kurang sehat sehingga sesudah komuni ia langsung mendoakan doa penutup dan memberi berkat umum seperti biasa. Sesudahnya bersama misdinar ia kembali ke sakristi dan segera melepaskan kasula lalu bergesa-gesa menuju pastoran dan masuk kamarnya untuk beristirahat.  Dari dalam kamarnya ia mendengar bagaimana anak-anak berteriak dan menyampaikan protes dengan mengatakan: “percuma saja kita datang misa hari ini, kita tidak mendapat berkat dan jamahan khusus dari pastor”.

Pada zaman sebelum konsili Vatikan II, kalau seorang pastor mengunjungi keluarga-keluarga, sebelum pastor itu pulang, bapa atau ibu keluarga akan meminta pastor memberikan berkatnya atas seluruh keluarga. Anggota keluarga itu pun langsung berlutut, lalu imam berdoa sejenak dengan menumpangkan tangannya dan memberikan berkatnya. Keluarga itu akan tampak ceria karena percaya bahwa berkat itu pasti memberi banyak manfaat untuk keluarga seluruhnya. Sebaliknya keluarga-keluarga akan menyesal jika mereka lupa memintanya dan pastor meninggalkan rumah mereka tanpa memberi berkat.

Pertanyaannya, apakah berkat imam atau pastor itu penting? Dalam teologi tentang imamat, imam disebut sebagai “alter Christus – Kristus yang lain”, sebab dalam diri seorang imam ada persona Christi, ada kehadiran Kristus yang penuh karena sakramen imamat. Maka segala tindakan imam dalam hubungan dengan sakramen, doa serta tindakan suci lainnya, atas yang rohani maupun yang jasmani, selalu menyatakan tindakan Kristus yang menyelamatkan, termasuk menumpangkan tangan dan memberi berkat.

Yesus dalam Injil hari ini menegur para murid ketika mereka melarang anak-anak datang kepada-Nya (bdk Mat 19:13-15). Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga." Setelah anak-anak itu datang, Ia menumpangkan tangan-Nya atas mereka dan memberi mereka berkat. Menumpangkan tangan dan memberi berkat oleh imam adalah sebuah simbol yang bermakna: Allah memberikan rahmat bagi umat-Nya sebagai tanda untuk melindungi, menguatkan, meneguhkan, menyembuhkan, atau apa saja yang baik sesusai kebutuhan umat atau sesuai tujuan pemberian rahmat itu sendiri. Anak-anak atau siapa saja yang meminta berkat dari pastor pasti mendapatkan segala rahmat yang mereka perlukan dalam hidup dan karya mereka. Tindakan imam saat itu adalah tindakan Kristus sendiri.

Dalam bacaan pertama hari ini nabi Yehezkiel menggugat umat Israel karena mengabaikan kehadiran Allah dalam hidup mereka. Ia bertanya:  "Ada apa dengan kamu, sehingga kamu mengucapkan kata sindiran ini di tanah Israel: Ayah-ayah makan buah mentah dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu? Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, kamu tidak akan mengucapkan kata sindiran ini lagi di Israel. Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya!
Melalui peringatan ini, nabi Yehezkiel mengingatkan umat Allah bahwa seluruh jiwa raga manusia itu milik Allah, bukan miliknya sendiri. Maka hidup manusia selalu membutuhkan perlindungan Allah melalui berkat Allah sendiri, agar dibebaskan dari segala godaan dan pencobaan. Tindakan berkat dalam perjanjian baru dilakukan oleh Yesus, sebagai utusan Allah dan dalam Gereja dilakukan para rasul dan para pengganti rasul-rasul dalam diri uskup dan imam-imam sebagai pembantu uskup !

Adhitz Ads