Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Oktober 30, 2016

BELAJAR DARI POHON ARA & ZAKHEUS !



Kini pohon ara yang terletak di pinggir jalan tengah kota Yerikho itu lazim disebut pohon “sycamore” (bahasa Inggris). Menurut pemandu wisata, pohon yang ada sekarang bukan pohon asli sebab yang asli sudah mati dimakan usia, tetapi penggantinya yang sekarang sudah berusia 500 tahun. Benar atau tidak, percaya saja kata pemandu yang tahu hal-hal yang berhubungan dengan sejarah isi Kitab Suci. Buahnya tumbuh pada batang, cabang dan ranting dan tentu bisa dimakan. Yesus pernah mengutuk pohon ara yang tidak berbuah, saat Ia lapar dan ingin makan sesuatu. Pohon ara yang ada di tengah kota Yerikho ini menjadi terkenal karena digunakan Zakheus, pegawai pemungut cukai pada zaman Yesus. Zakheus naik pohon ara itu guna mendapatkan view yang bagus untuk melihat Yesus di tengah kerumunan banyak orang. Ditinjau dari segi ini Zakheus beruntung karena dengan bantuan pohon ara itu ia dapat melihat Yesus dengan baik. Kerinduan hatinya untuk melihat Yesus ditopang pohon ara. Berkat pohon ara Zakheus menemukan Tuhan. Baginya pohon ara itu menyelamatkannya hidup dan jiwanya.

Akan tetapi lebih dari semua itu sesungguhnya kerinduan hati Zakheus untuk melihat wajah Yesus mendorongnya untuk bersikap rendah hati. Zakheus tidak berpikir tentang gengsinya sebagai pegawai pajak, tetapi ia hanya berpikir tentang jiwanya yang rindu akan perjumpaan dengan Tuhan. Perjumpaan itu membuat hatinya penuh syukur sebab Yesus datang ke rumahnya. Hati yang penuh syukur membuatnya bertobat, berbalik ke jalan keselamatan, dan mau berbagi. Pertobatan itu dinilai Tuhan dengan berkata:"Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”. Di sini Yesus menegaskan lagi misi utama kedatangan-Nya: “bukan untuk mengadili melainkan untuk mencari yang berdosa, menyembuhkan yang sakit, membebaskan yang terbelenggu, dst (bdk Luk 19:1-10)`

Penulis Kitab Kebijaksanaan dalam bacaan pertama telah bernubuat tentang kasih Tuhan yang mahabesar ini. “Justru karena Engkau berkuasa akan segala sesuatu, maka semua orang Kaukasihani, dan dosa manusia tidak Kauperhatikan, supaya mereka bertobat. Sebab Engkau mengasihi segala yang ada, dan Engkau tidak benci kepada barang apapun yang telah Kaubuat. Sebab andaikata sesuatu Kaubenci, niscaya tidak Kauciptakan”. Tuhan mengasihi semua anak manusia dan menginginkan mereka hidup dalam pertobatan seperti Zakheus. Allah mau menerima kembali semua anak-Nya yang hilang. Allah ingin hidup dalam persatuan dengan anak-anakNya. Semua yang diciptakan-Nya tak mungkin dibenci-Nya. Orang benar dan tidak benar, orang baik dan orang jahat, sama di hadapan Allah. Tujuan hidup manusia adalah persatuan dengan-Nya.

St. Paulus juga rindu agar semua orang yang percaya oleh pewartaannya mendapat tempat yang sama di hadapan Tuhan sehingga ia berkata: “Kami senantiasa berdoa juga untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus” (2 Tes 1:11-2.2). Ya, pohon ara membantu Zakheus untuk berjumpa dengan Tuhan, perjumpaan itu menyempurnakan iman Zakheus sehingga dengan perobatannya ia memuliakan nama Tuhan. Pertobatan Zakheus membenarkan nubuat penulis Kebijaksanaan.

Dari pohon ara dan Zakheus kita belajar mengenal Tuhan sebagai Allah yang sungguh mahabaik dan maharahim! Amin

Adhitz Ads