Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Oktober 23, 2016

DOA YANG MENEMBUS LANGIT !



Setiap hari, sambil berdoa meminta rejeki, pengemis itu duduk di pinggir jalan untuk meminta-minta apa saja kepada orang yang melintasi jalan tempat ia duduk. Setelah mendapatkan pemberian dari orang-orang yang peduli padanya, ia pulang ke gubuknya. Bertahun-tahun ia bekerja seperti itu dan tak pernah berpindah dari tempatnya. Pekerjaan pengemis ini suatu saat menarik perhatian seorang pastor Yohn Oh di kota itu. Pada suatu hari di saat pengemis itu pulang ke gubuknya Pastor Yohn Oh coba membututinya. Ia ingin mencari tahu di mana ia tinggal. Ketika ia tiba di tempat tujuan si pengemis itu, mata pastor Yohn terbelalak heran. Ternyata di tempat itu ada banyak pengemis lain yang tidak bisa berjalan, mereka berbaring saja di tikar yang kumuh, menerima pembagian makanan yang didapatkan pengemis tadi. Pastor Yohn itu berkesimpulan: pengemis yang dibuntutinya itu mengemis untuk memberi makan kepada pengemis lain yang tidak dapat berjalan atau yang sakit. Setelah melihat keadaan itu ia pulang tanpa berkata apa-apa. Dalam hatinya ia terus menerus merenung: ia mengemis untuk menolong pengemis yang lain, bukan untuk dirinya sendiri. Kemudian beberapa kali ia masih pergi lagi guna memastikan bahwa apa yang dilihatnya bukanlah aksi sesaat dari pengemis itu. Itu adalah pekerjaan tetapnya yang sudah dilakukannya bertahun-tahun. Dalam hatinya pastor Yohn Oh berkata: luar biasa! Tuhan berbuat baik melalui pengemis untuk membantu pengemis yang lain serta teman-teman lainnya kaum disabilitas.   

Sejak saat itu Pastor Yohn Oh selalu diganggu oleh suara hatinya yang mengatakan: kalau pengemis itu bisa melakukan hal yang luar biasa itu, bagaimana dengan Anda? Pertanyaan itu seringkali membuatnya tidak bisa tidur dengan nyenyak, hingga ia memutuskan untuk membuka sebuah komunitas bagi para pengemis dan ia sendiri pun mulai mengemis untuk memberi makan para pengemis yang ia tampung. Mengemis untuk membantu para pengemis yang tak berdaya lagi, termasuk mereka yang terbuang, para penyandang cacat (disability) dan orang-orang yang kehilangan keluarganya. Ia mendirikan sebuah Serikat yang dalam bahasa Korea bernama Kkottongnae, yang berarti kongregasi aksi belas kasih. Kongregasi itu sudah bertumbuh dan berkembang pesat, berada di luar kota Seoul – Korea Selatan. Doa si peminta-minta itu sungguh menembus awan dan didengarkan Tuhan. Tuhan menggerakkan hati pastor Yohn Oh dan ia mendirikan sebuah kongregasi. Kongregasi yang menampung orang-orang miskin serta kaum disabilitas dan yang kehilangan sanak keluarga. Pelayanan pastor Yohn Oh menggerakkan hati seorang kaya di Korea untuk mendonasikan sebagian besar warisannya, memberikan tanah seluas sekitar ribuan ha. Di situ pastor Yohn Oh membangun komunitas bagi religius dan kaum relawan yang bekerja menolong orang-orang miskin dan para disabilitas dan yang kehilangan keluarganya, mendirikan sekolah mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak hingga perguruan tinggi khusus, mengajar mereka bekerja untuk hidup saling membantu satu sama lain.

Kitab Sirakh bacaan pertama hari ini mengatakan bahwa doa orang miskin menembusi awan, doa orang terjepit didengarkan-Nya, jeritan yatim piatu didengarkan-Nya, demikian pula jeritan doa para janda.....tetapi ia melanjutkan dengan kalimat yang bernada syarat: Tuhan mendengarkan doa siapa saja yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya (bdk Sir 35:12-14.16-18). Sebulat hati di sini berarti: yang rendah hati, yang mengimani dan mengandalkan Dia, yang sungguh-sungguh berharap pada-Nya serta yang mencintai-Nya dengan tulus ikhlas.  Doa pengemis Korea itu menembus awan karena ia memenuhi semua persyaratan yang ada (ia rendah hati dan tidak malu mengemis untuk sesamanya yang menderita, selagi mengemis ia terus berdoa dan berharap pada Tuhan untuk menolongnya dan ia melakukan hal itu karena ia mencintai sesamanya).  Tujuan doa dan pekerjaannya luhur dan benar. Tetapi kalau ia tidak rendah hati dan tidak memenuhi semua syarat doanya tidak akan menembus awan.

Perumpamaan Yesus dalam Injil menyatakan persyaratan yang sama. Dua orang datang mencari Tuhan dan berdoa. Yang satu dengan sikap sombong membuat laporan tentang semua kehebatan dan perbuatan baiknya, sedangkan yang satu dengan rendah mengakui semua dosa dan mohon ampun. Kata Yesus: Doa orang yang kedua itulah yang menembus awan sedangkan yang pertama tidak. Doa dapat menembus awan bila:

1.      Memiliki sikap hati yang miskin: rendah hati dan percaya bahwa hanya Tuhan yang sanggup mengubah segala yang buruk atas hidup kita.
2.      Memiliki pengharapan yang tak tergoyahkan pada-Nya: tekun dan setia sambil melakukan semua pekerjaan baik yang dikehendaki Tuhan.
3.      Memiliki tujuan yang jelas, tidak mengambang
4.      Memiliki ketulusan (kepantasan hati), mengaku dan bertobat bila memiliki dosa.

Tuhan mendengarkan doa siapa saja yang dengan sebulat hati datang kepadanya. Doa kita semua dapat menembus awan bila memiliki hatimu dan hatiku terbuka dan membiarkan Tuhan melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya terjadi atas diri kita. Amin

Adhitz Ads