Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, Oktober 14, 2016

METERAI ROH KUDUS !



Ketika hendak membuka Konsili Vatikan II, Paus Yohanes XXIII berdoa demikian: “Tuhan, perbaharuilah mujizat-Mu di zaman kami. Biarlah Roh Kudus-Mu memperbaharui Gereja-Mu agar kembali menampakkan kehadiran-Mu di tengah dunia”! Mengapa Paus Yohanes XXIII berdoa demikian? Beliau sadar bahwa tanpa peran Roh Kudus Gereja akan melempem, tak punya daya seperti pada hari lahirnya di hari Pentakosta. Melempemnya Gereja sebelumnya disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi serta sekularisme yang demikian kuat sehingga manusia melupakan peran Tuhan dalam hidupnya dan  mengandalkan kekuatannya sendiri. Akibatnya persaingan dan peperangan terus menerus terjadi dan mematikan jutaan

Kini kejahatan baru dalam bentuk terorisme, peredaran narkoba, aborsi, perceraian, perkawinan sejenis serta dosa-dosa lainnya semakin bertambah sehingga manusia tampaknya tidak takut lagi kepada Tuhan dan senang hidup dalam dosa-dosa. Karena itu doa kepada Roh Kudus dan memohon campur tangan surgawi atas hidup manusia hendaknya dipanjatkan setiap hari agar manusia kembali sadar akan dosa-dosa dan mau hidup dalam pertobatan. Maka para Paus sesudah Yohanes XXIII, yakni Paulus VI, Yohanes Paulus I, Yohanes Paulus II, Benediktus XVI dan kini Fransiskus dengan caranya masing-masing mendorong umat katolik seluruh dunia agar bertekun dalam doa memohon curahan Roh Kudus melalui Gerakan Pembaharuan dalam Gereja. Kita semua perlu meterai Roh Kudus, yaitu karunia-karunia Roh Kudus yang menghasilkan mujizat-mujizat seperti pada zaman para rasul itu. Kata St. Paulus dalam bagian akhir suratnya kepada jemaat Efesus hari ini berbunyi: “Di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya” (Ef 1:13b-14)

Dalam hubungan dengan rasa takut ini, Tuhan Yesus mengingatkan para pendengar-Nya dengan bersabda: “Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!” (bdk Luk 12:1-7). Takut akan Allah adalah salah satu karunia Roh Kudus. Rasa takut ini adalah perasaan yang kudus yang dianugerahkan kepada manusia agar tidak melupakan Tuhan dalam hidupnya. Manusia harus sadar bahwa awal, perjalanan dan akhir hidupnya tak mungkin terlepas dari peran Tuhan. Manusia, kata St. Theresa dari Calcutta, adalah pinsil di tangan Tuhan. Hidup dan karya manusia hanya bisa berkembang baik bila selalu berhubungan dengan Tuan yang empunya pinsil itu. Akan tetapi kesadaran ini kini semakin dilupakan atau diabaikan karena hati manusia telah dibelokkan kepada kesombongan, yang membuat seolah-olah hidup dan karyanya di bumi berada di luar perhatian dan berkat Tuhan.

Dalam kotbah-kotbahnya sekarang ini Paus Fransiskus selalu menghimbau agar Gereja dan seluruh umat Allah (para Uskup, para imam, kaum religius dan kaum awam) hendaknya melibatkan diri dalam Gerakan Pembaharuan Gereja, agar kharisma-kharisma Roh Kudus itu memeterai Gereja secara baru. Dalam pewartaannya Gereja hendaknya menunjukkan kembali mujizat-mujizat Tuhan, yang dikerjakan oleh Roh Kudus ini.


                                               

Adhitz Ads