Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, Oktober 01, 2016

RENCANAMU TAK PERNAH GAGAL ! (pesta St. Theresia Lisieux)



Saat ajang pilkades (pemilihan kepala desa), bapak Gervas, seorang pensiunan guru ingin maju menjadi kepala desa karena hendak memajukan desanya yang sampai itu kelihatan belum tampak kemajuannya. Pada hal dia tahu sudah banyak bantuan desa yang diterima oleh para kepala desa sebelumnya, tetapi hasil pembangunannya tidak kelihatan. Masa kampanye diberi waktu sebulan dan  pak Gervas pun mulai bergerilya siang malam dari rumah ke rumah di beberapa kampung untuk menyampaikan niat sertta visi misinya. Ia senang karena masyarakat yang menerima dia sangat antusias mendengarkan paparan visi misinya itu. Sementara itu seorang calon lain, pak Remi, melakukan hal yang sama. Modalnya ialah ia menunjukkan hasil usaha nyatanya yang ia bangun sejak lama di kampungnya. Ia termasuk petani kopi, cengkeh dan peternak babi yang sangat berhasil. Ia menjanjikan banyak hal yang menjadi program kerjanya nanti bila ia terpilih menjadi kepala desa. Program yang sangat menarik bagi masyarakat yang kebanykan petani.

Selesai pemilihan, perhitungan suara dimenangkan oleh pak Remi dengan prosentase yang sangat meyakinkan 76%, sedangkan Bapak Gervas hanya mendapatkan sisanya, 24%. Pak Gervas marah-marah dan mengumpat masyarakat. Ia mencap mereka munafik sebab janji untuk memenangkannya tidak terwujud. Pak Gervas stress dan tidak mau mengikuti kegiatan doa di lingkungannya sebab di lingkungannya itu ia kalah telak. Semua niat baik dalam visi misinya gagal sebab dia gagal terpilih.

Dibanding dengan rencana manusia di atas, rencana Tuhan tentu tak pernah gagal. Sebab Tuhan mahakuasa, dan Tuhan menggerakkan hati manusia untuk mewujudkan rencana-rencanaNya. Pada Tuhan tak ada yang sulit, pada Tuhan tak ada yang mustahil. Ayub mengakui kebesaran Tuhan sejak ia kaya raya lalu menderita akibat musibah yang besar dalam hidupnya, tetapi ia tetap percaya akan kemuliaan Tuhan sehingga kemudian hidupnya dipulihkan dengan berlipat ganda (Ayb 42:1-3.5-6.12-16). Cerita Ayub ini hebat, mengerikan, menegangkan, namun ia tetap setia pada imannya lalu dipulihkan. Cerita ini mau mengajarkan kita tentang rencana-rencana Tuhan yang ajaib dalam hidup seseorang, yang sering tak bisa dimengerti selain mengimaninya dalam sikap setia dan pasrah. Semua rencana Tuhan bertujuan untuk keselamatan, apakah caranya melalui pengalaman yang baik ataukah buruk, Tuhan membiarkan semuanya itu berjalan dalam pantauan-Nya, sesuai rencana-Nya yang agung.

Rencana Tuhan yang dikerjakan para murid dalam perutusan mereka berjalan sukses. Orang sakit disembuhkan, kuasa setan dikalahkan dan semua murid bersukacita menyaksikan semua itu. Akan tetapi Yesus mengingatkan mereka bahwa semua itu tidak penting sebab yang paling penting adalah “bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga." Kemenangan seringkali membuat manusia sombong dan lupa daratan, seolah-olah segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini semata-mata terjadi karena kepandaian manusia itu sendiri, bukan campur tangan Tuhan. Pemazmur bilang: jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah para pembangun bekerja. Jikalau bukan Tuhan yang menolong kita dalam semua pekerjaan baik, tak mungkin semuanya dapat terlaksana dengan baik. Ukuran Tuhan bukan pada sukses yang kita capai tetapi pada hasil akhir yang akan raih. Apakah kesuksesan itu akan menghantar kita masuk surga atau sebaliknya menjerumuskan kita kepada kesombongan? (bdk Luk 10: 17-24).

Santa Theresia dari kanak-kanak Yesus, yang pestanya kita peringati hari ini mengajarkan kita bahwa segala rencana Tuhan akan berhasil dalam diri mereka yang memiliki semangat kerendahan hati. Dalam autobiografinya ia mengaku bahwa hidupnya diubah oleh Yesus. Setiap hari ia rindu berjumpa dengan Tuhannya. Dalam penyerahan dirinya ia selalu berkata: Tuhan Yesus, tentu Engkau senang bila mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainan-Mu”. Rencana Tuhan dalam hidupnya terpenuhi secara sempurna, sebab ia menyerahkan dirinya secara total dalam kegembiraan. Ia ingin mencapai mencapai kesempurnaan melalui jalan sederhana: hidup selaku anak kecil, penuh cinta dan iman kepada Tuhan. Demi cita-cita itu ia melakukan hal-hal kecil dan kewajiban-kewajiban sehari-hari dengan penuh tanggung jawab karena cinta kasihnya yang besar. Tuhan tak pernah gagal dalam segala rencana-Nya !




Adhitz Ads