Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Oktober 12, 2016

BUAH-BUAH DARI HIDUP DALAM KUASA ROH KUDUS !



Sebelum mengalami hidup baru dalam kuasa Roh Kudus, bapak Gaspar dikenal sebagai orang yang cepat marah, mudah tersinggung, suka bermabukan bila hadir dalam pesta-pesta, selalu mengunjungi tempat sabung ayam untuk berjudi, selalu bangga akan istrinya yang cantik, pegawai negeri sipil tetapi yang sering dipukulnya bila sudah mabuk dan kalah judi, demikian juga anak-anaknya. Karena itu anak-anak selalu berharap kalau ayah mereka tidak lama-lama berada di rumah. Bagi istri dan anak-anak ayah sungguh menjadi sumber percideraan dalam keluarga. Bapak Gaspar sendiri adalah seorang petani cengkeh yang hasilnya bisa mencapai 20-an juta rupiah jika hasil panenannya banyak. Namun karena hidupnya yang dikuasai oleh keinginan daging maka ia tidak pernah menjadi sumber damai dalam keluarga melainkan sumber pertentangan.

Istrinya seringkali menangis di depan patung Bunda Maria jika ia berdoa sendirian dalam kamarnya atau kedapatan menangis sendiri jika ia mengunjungi tempat adorasi abadi di kapel pinggir kota. Dalam keadaan tidak nyaman seperti itu ia mengajak anak-anaknya untuk berdoa bagi ayah mereka agar bertobat. Pada suatu hari Minggu Tuan Gaspar menghadiri misi Kebangunan Rohani di gereja parokinya. Pada kesempatan doa-doa penyembuhan imam yang memimpin doa menyampaikan sabda pengetahuan demikian: “Di sini ada seorang bapak keluarga yang sering mencari Tuhannya di tempat judi dan sabung ayam, serta hidup dalam kemabukan dan pesta pora, saatnya Tuhan menjamah dia untuk kembali ke jalan yang benar, jika tidak maka ia akan menderita seumur hidupnya”. Gaspar sangat tersentuh dengan sabda pengetahuan itu dan ia menangis tertunduk lalu berdoa dalam hati: Tuhan selamatkan hidup saya. Sesudah misa ini saya mau mengaku dosa dan bertobat! Usai perayaan ekaristi ia ke sakristi minta untuk mengaku dosa. Dalam pengakuannya ia mengatakan dengan terus terang bahwa dia menyesali dosa-dosanya dan benar-benar berjanji untuk bertobat. Kemudian atas nasihat pastor itu ia mengikuti retret pembaharuan hidup dalam roh bersama istri dan anak-anaknya. Sejak saat itu mereka sungguh hidp dalam damai, sukacita, lemah lembut. Istri dan anaknya sangat bersyukur karena doa mereka didengar oleh Tuhan. Ayah mereka, Gaspar, diselamatkan!

St. Paulus dalam bacaan pertama hari ini mengingatkan jemaat Galatia agar tidak hidup dibawah kuasa daging yang menyebabkan banyaknya kejahatan dalam bentuk: “percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya”, sebab kejahaatan-kejahatan ini membuat mereka hidup jauh dari Kerajaan Allah; tetapi sebaliknya menganjurkan supaya mereka hidup dalam Roh agar menghasilkan: “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu........Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh” (bdk Gal 5:18-25). Bapak Gaspar telah merasakan bagaimana buruknya hidup dalam keinginan daging. Ia tidak merasa bahagia sebab semua itu membuat hidupnya tidak nyaman dan ia telah menyiksa hidup istri dan anak-anaknya. Setelah dia bertobat barulah dia merasakan betapa cinta dan sukacita itu perlu dipelihara sebaik mungkin sebab di situlah sumber kebahagiaan hidup rumah tangga.

Tuhan Yesus dalam Injil hari ini mengecam orang-orang dengan ungkapan yang sangat keras dengan kata: celakalah dan celakalah sebanyak 4 kali. Sasarannya adalah orang Farisi dan ahli Taurat. Alasannya tidak lain karena dua golongan ini termasuk orang-orang yang hidupnya berada di bawah kuasa daging, menimbulkan banyak masalah di tengah umat Israel. Mereka mengabaikan keadilan dan kasih, suka dihormati dan memberi banyak beban kepada umat sedangkan mereka sendiri tidak melakukannya. Dua golongan ini termasuk manusia-manusia paling munafik di antara orang Yahudi. Inilah contoh manusia yang tidak hidup dalam kuasa Roh Kudus (bdk Luk 11:42-46).

Manusia tak pernah luput dari dosa, kecuali Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang sudah sejak awal dibebaskan dari dosa asal dan dosa lainnya. Bila kita sadar bahwa dosa itu mendatangkan kerugian bagi diri kita sendiri, keluarga, masyarakat dan Gereja, sebaiknya kita datang ke tempat pengakuan dosa. Di situ dengan penuh sesal dan tobat mulai membangun niat yang baru untuk hidup dalam rasa takut dan taat kepada Tuhan. Jika kita mati dalam dosa, kita akan kehilangan segala-galanya, teristimewa kehilangan Kerajaan Allah.


                                               

Adhitz Ads