Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, Oktober 08, 2016

MEMELIHARA SABDA !



Kita semua telah mengimani sabda Allah sebagai kebenaran, penuntun dan jalan untuk mencapai perjumpaan yang lebih dalam dengan Tuhan, Sang Sabda itu sendiri. Perintah Tuhan Yesus untuk pergi ke seluruh dunia mewartakan sabda-Nya telah dijalankan para rasul sesudah kejadian besar di Yerusalem, Pentakosta. Semua orang yang mendengar sabda itu dan percaya, dibaptis dan mereka resmi disebut pengikut Yesus Kristus, menjadi Kristen. Semua orang Kristen percaya bahwa sabda Allah itu adalah jalan, kebenaran dan hidup, yang memimpinnya mencapai keselamatan kekal. Sabda itu adalah Allah sendiri, yang telah menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus. Memelihara sabda sama dengan:

a.       Memelihara hubungan baik dengan Tuhan sendiri, sekaligus
b.      Berusaha untuk membacanya setiap hari, merenungkannya dan menghayati sabda itu sebagai kebenaran, pedoman dan penuntun,
c.     Mempraktekannya dalam hidup, agar bisa mencapai persatuan dengan Tuhan dan memperoleh keselamatan.
d.  Setelah mencapai persatuan dengan-Nya, orang yang percaya itu wajib mengajarkan, mewartakan dan memberi kesaksiannya kemana saja hingga ke ujung dunia

Seorang ibu yang mendengar pengajaran Yesus merasa terpesona saat mendengarkan pengajaran itu hingga ia mengatakan: “Berbahagialah ibu yang yang telah mengandung dan menyusui Engkau”. Mengapa? Sabda itu pasti menyentuh hatinya, mengobarkan semangatnya untuk berubah, bertobat atau merasa diteguhkan, disembuhkan atau dikuatkan. Sabda yang diucapkan-Nya penuh daya dan kuasa yang membebaskan sehingga tak ada kata lain yang keluar dari mulut sang ibu selain: Engkau luar biasa, betapa menyenangkan kata-katamu dan berbahagialah ibu yang mengandung dan menyusui-Mu...(Luk 11:27-28)

Kekaguman ibu ini mengingatkan saya akan banyak peristiwa dalam Gereja kita, di saat orang keluar dari Gereja, banyak orang kadang-kadang memberikan kesan positip terhadap kotbah yang menarik dan menyentuh hati dari pastor yang merayakan ekaristi hari itu dan mereka memperbincangkannya terus menerus di jalan atau di rumah. Setelah mendengarnya, mereka tidak hanya diam tetapi memperbincangkannya lagi sambil coba menghayatinya. Kekaguman ibu yang mendengar sendiri kotbah Yesus di atas tentu jauh lebih kuat lagi pengaruhnya dalam hidup ibu itu. Sabda-Nya luar biasa sebab Dia adalah sabda itu sendiri dan Dia memang luar biasa. Dia, manusia Ilahi yang tak ada tandingannya dengan para orator ternama dan terkenal sekalipun di bumi ini. Akibat kekaguman pada sabda-Nya itu begitu banyak orang tertarik kepada-Nya meninggalkan segalanya dan mengikuti Dia....

Kata Paulus: Yesus adalah pemenuhan janji Bapa sejak awal. Sebelum Yesus datang, hidup manusia dituntun oleh Taurat (hukum adat istiadat – agama asli) dan karenanya kita berada di bawah hukum Taurat. Tetapi setelah Dia datang, hidup kita dituntun oleh-Nya, sebab DIA adalah sabda Allah yang sempurna dan oleh-Nya kita dijadikan anak-anak Allah melalui rahmat pembaptisan. Di dalam Dia tak ada lagi perbedaan antara orang Yahudi atau Yunani, orang merdeka atau hamba, karena hidup kita diselamatkan oleh Dia, yang telah wafat dan bangkit bagi kita (bdk Gal 3:22-29).

Tugas kita sepanjang masa adalah menjaga sabda-Nya dengan memelihara hubungan akrab - kasih dengan-Nya, meresapi sabda-Nya, menghayati hidup-Nya dan mengandalkan Dia dalam segala hal dalam ucapan syukur, baik dalam suka maupun dalam duka. Terpujilah Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia !

Adhitz Ads