Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Oktober 26, 2016

MENDIDIK GENERASI MUDA DENGAN NASIHAT TUHAN !



Saya ini orang yang sangat sibuk, demikian Mr. Damian Steyne membuka pembicaraanya tentang pendidikan anak dalam keluarga, namun saya selalu memberi waktu untuk mereka masing-masing sejam sehari. Saya mendengar mereka, menyanyi bersama-sama, rekreasi bersama, melihat pekerjaan rumahnya, berjalan bersama masuk hutan, melihat laut, berdoa rosario bersama ke gua Maria, dll. Sambil melakukan aktivitas-aktivitas itu saya memberi pandangan-pandangan positip kepada mereka tentang pentingnya memiliki tujuan hidup dan menjaga hubungan yang baik dengan Tuhan dan sesama serta mengajar mereka untuk bersyukur dan berbagi. Dengan kata-kata lembut dan penuh kasih, anak-anak kami sangat senang dan selalu berharap akan kehadiran kami di rumah. Keadaan seperti ini tidak bisa tercipta jikalau orangtua selalu memiliki alasan sibuk atau tidak mempunyai waktu untuk mereka. Jika hal ini berlangsung lama maka mereka akan mencari orang tua lain ke tempat yang salah dan mereka menjadi generasi pemberontak. Mereka itu anak Tuhan dan layani mereka seperti kita melayani Tuhan.

Demikian juga harapan St. Paulus terhadap para orangtua di Efesus. Kepada bapa-bapa dia mengatakan: “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” (Ef 6:4). Anak-anak akan terluka, marah dan kecewa apabila kehadiran mereka diabaikan atau jikalau orang tua hanya memperhatikan kebutuhan-kebutuhan jasmaninya saja. Menempatkan pendidikan anak dengan kasih pada jalur yang tepat akan menghasilkan generasi muda yang bukan saja beriman tetapi juga yang tahu apa tujuan hidup ini dan bagaimana mereka mencapai tujuan itu dengan penuh semangat dalam kuasa Tuhan (bdk Ef 6:1-9)

Banyak orang percaya kepada Tuhan dan menyebut nama Tuhan dalam doa, namun hidup dan perbuatannya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan serta menjadi kurang waspada. Ketika Tuhan datang dan menutup pintu kerajaan-Nya, mereka masih berleha-leha dalam cara hidup yang salah. Saat pintu ditutup barulah mereka sadar dan berseru memohon pertolongan. Jawaban yang mereka dengar: “Aku tidak mengenal kamu” (Luk 13:22-30).  Jika generasi muda kita melanjutkan cara hidup seperti ini, maka kita melanjutkan warisan yang buruk bagi kehidupan mereka. Orang yang percaya kepada Tuhan adalah orang-orang yang sudah diselamatkan dan mendapat jaminan untuk menerima segala janji-janji-Nya, namun semua rahmat yang dijanjikan itu tidak diterima secara otomatis. Hidup sebagai anak Allah adalah hidup dalam kebenaran dan kasih.

Kebenaran dan kasih itu bisa hidup dan bertumbuh dalam diri generasi muda kita jikalau mereka mengalami hidup dalam Tuhan, dididik dengan nasihat Tuhan yakni: dalam kebenaran dan kasih. Dengan demikian kasih dari Allah akan terus mengalir mengurapi hidup mereka.




     

Adhitz Ads