Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Selasa, Oktober 25, 2016

KEKUATAN CINTA: SALING MENGHARGAI !



Mr. Damian Stayne, pemimpin komunitas Hati dan Cahaya Kristus, asal Inggris dalam salah satu kesaksianya minggu lalu, tentang menata keluarga bahagia antara lain mengatakan: “kekuatan cinta suami istri bukan hanya dipelihara dengan memberi kepuasan jasmaniah tetapi terutama dengan menjaga keakraban hubungan dalam sikap saling menghargai dengan cara: saling mendengar, saling curhat tentang suka dan duka, saling bertanya, memberi waktu untuk rekreasi bersama serta memuji keunikan masing-masing. Tanpa usaha-usaha ini maka hidup rumah tangga Anda akan cepat membosankan”.
Apa yang saya katakan ini mungkin hal-hal yang amat sederhana, tetapi justru dalam kesederhanaan itu ada nilai yang besar yang didapatkan oleh keluarga yaitu kebahagiaan.  

Dalam wejangan Tuhan Yesus hari ini, cinta yang dipelihara dalam semangat saling menghargai itu akan bertumbuh bagaikan sebuah biji sesawi. Ia tampak begitu kecil, tetapi ketika ditanam dan dipelihara dengan baik, biji itu akan bertumbuh subur menjadi pohon yang tinggi, mempunyai cabang dan ranting yang kuat sehingga burung-burung dapat  membuat sarangnya di situ. Atau bagaikan ragi yang membuat tepung tiga sukat dapat berkembang menjadi roti yang dapat dibakar untuk dimakan (bdk Luk 13:18-21).

Kebahagiaan hidup dalam keluarga bukan didapatkan dengan cara menunggu Tuhan melakukan mujizat-mujizatNya, tetapi suami istri harus membuat mujizat-mujizatnya sendiri dengan cara memperhatikan hal-hal sederhana di atas sehingga cinta itu tetap hidup dan menyala sampai waktunya kita kembali ke rumah Bapa. Kalau pohon sesawi yang berasal dari biji yang kecil itu bisa bertumbuh menjadi besar dan memberikan dirinya bagi sarang-sarang burung, maka seharusnya manusia, baik bapa maupun ibu dalam keluarga, harus memberikan dirinya menjadi penopang bagi yang lain. Dalam kalimat St. Paulus: “suami harus mengasihi istrinya sama seperti tubuhnya sendiri, maka yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri”......sebaliknya istri juga harus mengasihi suaminya sama seperti tubuhnya sendiri.

Kekuatan cinta suami istri dalam sikap saling menghargai akan membuat Gereja mini (baca: keluarga) ini dapat menjadi Gereja yang kuat. Gereja kecil ini dapat menjadi penopang bagi siapa saja yang mencari kehendak Tuhan, terutama anak-anak yang lahir dan bertumbuh di dalamnya. Suami dan istri kiranya menjadi ragi yang bisa membuat seluruh adonan dapat berkembang dan adonan itu bisa dibakar menjadi roti yang enak. Yang enak itu pasti menyenangkan !


     

Adhitz Ads