Jika kita sakit kerinduan
terbesar kita saat itu adalah sembuh dari sakit yang diderita. Kita semua tidak
suka pada penyakit dan menderita sakit, entah itu penyakit jasmani ataupun
penyakit rohani. Dengan kata lain kita ingin sehat seumur hidup. Tetapi apakah
keinginan seperti dapat terwujud 100%. Rasanya tidak mungkin. Penyakit dapat
mendera siapa pun, baik para raja dan bangsawan maupun orang kecil dan miskin,
baik para pejabat maupun rakyat jelata, baik para cendikiawan maupun
orang-orang yang tidak berpendidikan, baik para rohaniwan maupun umatnya. Ujung
dari sakit dan penderitaan adalah kematian, sebab semua orang akan menuju ke
sana.
Walaupun demikian nasibnya
hidup ini, bagaimana pun juga jika kita sakit pasti kita ingin sembuh.
Demikianlah keinginan Naaman, panglima raja Aram. Ia menderita kusta, penyakit
yang amat buruk pada zaman itu. Ia telah berusaha ke mana-mana mencari obat di
negerinya, tetapi tak satupun yang dapat menyembuhkan dia. Suatu saat seorang
hamba Israel yang bekerja padanya memberi nasihat, “jika bapak pergi ke negeriku, di sana ada nabi yang bisa membantu
menyembuhkanmu”. Naaman demikian rendah hati dan mendengarkan nasihat hamba
itu. Berbekalkan rekomendasi dari raja di negerinya ia pergi ke sana diiiringi
beberapa anak buahnya sambil membawa bahan-bahan persembahan jika disembuhkan.
Kedatangannya ke Israel sangat dicurigai raja Israel karena rekomendasi raja
yang mengirim surat itu dianggap sebagai jebakan oleh raja Israel. Tetapi nabi
Elisa menenangkan hati raja Israel dan memintanya supaya Naaman menghadap dia
saja.
Setibanya Namaan di tempat
nabi Elisa, melalui pembantunya nabi itu menyuruh Naaman pergi mencelupkan
dirinya sebanyak 7 kali di sungai Yordan, maka ia akan sembuh. Dengan berat hati
((saking tidak bertemu nabi) Naaman pergi juga dan mencelupkan dirinya di
sungai Yordan. Apa yang terjadi? Mujizat! Kulit tubuhnya kembali seperti kulit
bayi yang baru lahir. Naaman sembuh total. Hatinya penuh sukacita. Karenanya
segala persembahan mau diserahkan kepada nabi tetapi Elisa menolaknya. Pengalaman
kesembuhan itu membuat Naaman percaya kepada Allah Israel. Pengalaman sembuh
dari penyakit adalah pengalaman kasih Allah yang membuat Naaman mengakui Allah
Israel dan menyembahnya. Ini pengalaman yang menarik dan mengagumkan (bdk 2 Raj
5:14-17).
Pengalaman yang sama dialami
sepuluh orang kusta yang mengalami kesembuhan di perjalanan menuju tempat
imam-imam Israel yang harus memberi rekomendasi atas peristiwa kesembuhan bila
terjadi kesembuhan. Mereka melakukan hal itu atas suruhan Tuhan Yesus, sebab
sebelumnya dari jauh saja mereka telah memohon kesembuhan pada-Nya di saat Dia
sedang dalam perjalanan memasuki sebuah desa. Setelah mereka sembuh mereka
bersukacita dan pulang ke rumah masing-masing kecuali seorang Samaria kembali
kepada Yesus dan menyampaikan ucapan syukurnya (bdk Luk 17:11-19).
Elisa dan Tuhan Yesus
melakukan mujizat penyembuhan itu karena hadirnya kuasa Allah yang bekerja di
dalam diri dan pelayanan mereka. Kerajaan
Allah sudah ada padamu, demikian kata Yesus, pada saat Ia memulai karya-Nya. Menjadi
tahir dari kusta pada zaman Yesus adalah sebuah peristiwa ajaib dan langkah,
seperti juga halnya terjadi pada zaman nabi Elisa. Penyakit ini menakutkan
sebab mematikan dan membuat seseorang akan dikucilkan. Orang kusta dicap
pendosa, sebab menurut pandangan orang pada zaman itu, orang yang kena kusta adalah
akibat dari kejahatan yang mereka lakukan. Namun bagi Allah tidak ada perbedaan
antara yang sehat dan sakit, antara yang suci dan berdosa. Semua manusia adalah
anak-anak kesayangan-Nya, citra-Nya atau gambar-Nya. Siapa saja yang datang
kepada-Nya akan diterima sebagai anak kesayangan-Nya. Jika yang datang
membutuhkan kesembuhan, mereka diberi kesembuhan, jika yang datang itu berdosa mereka
diampuni, jika yang datang orang baik mereka diterima sebagai orang baik juga.
St. Paulus dalam bacaan kedua
hari ini menggarisbawahi kesaksiannya tentang kasih Allah itu demikian: "Jika kita mati dengan Dia, kita pun
akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan
Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita; jika kita tidak
setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."
(bdk 2 Tim 2:8-13). Semua makhluk citra Allah dan yang percaya kepada Kristus
akan diterima sebagai anak-anak kesayangan Allah. Semua yang mati dengan Dia
dan akan hidup dengan Dia juga. Ini adalah jaminan yang tak akan berubah,
selama kita tekun dan setia kepada-Nya. Karena itu jika kita berada pada posisi
tetap tekun dan setia, walaupun kita berdosa, maka Ia akan menerima kita apa
adanya. Belaskasih-Nya melampaui pengertian kita. Semua akan ditahirkan-Nya.