Tuan
Carlos adalah seorang ayah yang sangat mencintai istri dan anak-anaknya. Dalam kesibukan
tugasnya setiap hari ia selalu menyediakan waktu bagi kedua anaknya,
masing-masing mendapat porsi sejam seorang. Tiap hari ia menyusun acara sesuai
dengan keinginan anak-anaknya. Kadang-kadang mereka menyanyi, bercerita,
memeriksa pekerjaan rumah, menonton TV bersama untuk acara yang sudah
diseleksi, berakting, berwisata, olahraga dll. Sedangkan doa dan membaca Kitab
Suci serta makan bersama adalah acara wajib setiap malam. Ketiga acara terakhir
ini termasuk acara paling utama dan wajib dilaksanakan kecuali ada hambatan
penting lainnya. Dalam ketiga acara ini mereka memuji dan mendengarkan Tuhan
serta bersyukur atas pemberian Tuhan yang selalu mereka alami. Tuan Carlos dan
istrinya yakin dengan memelihara cara hidup seperti itu, mereka ingin
mengajarkan kebijaksanaan hidup yang benar kepada anak-anaknya. Keluarga yang
taat dan mencintai kebenaran adalah keluarga yang baik, keluarga yang baik akan
menghasilkan buah yang baik. Dalam perjalanan selanjutnya mereka menjadi
keluarga bahagia dan terberkati dan suka melayani sesame dalam pelbagai
kegiatan Gereja dan sosial kemasyarakatan.
Jemaat
Efesus termasuk jemaat yang baik dan menyenangkan sebab mereka rukun dan selalu
berusaha menjalankan kewajiaban beragama dengan benar. Meski demikian sebagai
seorang yang pernah melayani mereka, Paulus tetap mengajar mereka tentang kebenaran-kebenaran
yang patut dijaga, dihayati dan dilaksanakan secara konsisten dalam hidup ini. Kata
Paulus: “Dengan demikian kita bukan lagi
anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh
permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan
teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala
hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala”. Kepala kita adalah Kristus. Dialah
yang menyuburkan hidup seluruh tubuh yaitu jemaat, maka seluruh tubuh (anggota-anggota)
hendaknya selalu mengarahkan pikiran, perasaan dan perbuatan kita kepada
Kristus, Sang Kepala tubuh, guna membangun diri dalam kasih (Ef 4:7-16). Contoh
nyata adalah cerita ilustrasi di atas.
Tuhan
Yesus dalam Injil hari ini mengingatkan para pendengarnya agar sungguh-sungguh
hidup dalam pertobatan. Pertobatan adalah syarat mutlak untuk menjaga hubungan yang
mesra dengan Tuhan dan juga dengan sesama. Sebab kalau kita tidak bertobat maka
hidup ini bagaikan sebuah pohon ara yang tidak menghasilkan buah apa-apa. Ia menjadi
pohon yang tidak berguna dan sebaiknya dipotong saja. Pengajaran ini cukup keras
tetapi merupakan kebenaran mutlak yang harus dilakukan oleh setiap orang
beriman. Tak ada tawar menawar dengan pertobatan. Hidup kita harus menjadi kaya
dalam kebenaran dan penuh rahmat sehingga selalu pantas berada di hadapan
hadirat Allah (bdk Luk 13:1-9).
Keluarga
yang baik selalu memelihara kebenaran. Orang yang hidup dalam kebenaran akan
bertumbuh subur dalam kebajikan dan kasih karunia Allah. Dengan menjaga semua
ini Gereja Kristus akan kokoh tak tergoyahkan.