Dalam
dunia spionase kita kenal adanya “mata-mata”- “dinas inteligen” yang bekerja
mengawasi gerak gerik musuh yang mungkin berencana mencelakakan hidup dan
program suatu negara. Atau pemerintah memasang mata-matanya untuk mengawasi
para teroris, para pengedar narkoba, atau para pejahat lainnya yang ingin
merusak kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika bukti-bukti para pejahat ini
sudah dikumpulkan maka mereka dengan mudah menangkap, mengadili dan
menghukumnya.
Orang
Yahudi, khususnya para tokoh agama dan pemuka pemerintah, pada zaman hidup-Nya
Tuhan Yesus, selain memasang mata-mata untuk mengawasi para penjahat, juga
mereka memasang mata-mata untuk menjerat Yesus. Tampaknya mereka tidak tahan
lagi menyaksikan popularitas Yesus di tengah masyarakat Yahudi, juga tidak
tahan lagi terhadap kecaman-kecaman yang dilontarkan Yesus kepada mereka.
Selain itu mereka juga selalu kalah, tak berkutik ketika Yesus menjawab semua
pertanyaan jebakan dengan enteng. Mereka juga takut sebab semakin hari semakin
banyak orang yang mengikuti Yesus dan mereka berpikir Dia bisa mengadakan kudeta
untuk menggulingkan pemerintah yang ada. Dalam injil hari ini sesudah Yesus
mengecam para ahli Taurat dengan kata-kata yang amat pedas, mereka terus
menerus mengintai pergerakan-Nya, perjalanan misi-Nya, pengajaran-Nya, dengan
harapan mereka menemukan alasan untuk menangkap, mengadili dan membunuh-Nya
(bdk Luk 11:47-54). Namun kita tahu pada waktunya semua rencana itu terlaksana
atas hidup Yesus.
Meski
demikian, bagi para murid dan juga rasul Paulus, semua yang terjadi atas hidup
dan karya Yesus ini diimani sebagai rencana agung dari Allah sendiri. Kebenaran
inilah yang mereka wartakan sesudah mereka dipenuhi oleh Roh Kudus, pada hari
Pentakosta. Dalam surat kepada jemaat di Efesus hari ini, St. Paulus menulis
keyakinannya: “Terpujilah Allah dan Bapa
Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita
segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih
kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di
hadapan-Nya......Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan,
yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang
dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian” (Ef 1:1-10).
Ketika
para murid yakin akan kebenaran ini, maka mereka menjadi mata-mata kebenaran yang
dipakai Tuhan untuk mewartakan karya keselamatan-Nya ke mana saja Roh Kudus
menggerakkan hati dan kaki mereka untuk berjalan. Mereka tidak memasang
spionase untuk menjebak orang dengan macam-macam pertanyaan tetapi mengajar
orang untuk mengenal Yesus, membaptis mereka menjadi murid lalu diutus menjadi
saksi-saksi Kristus yang baru. Kerajaan Allah pun semakin hari semakin
berkembang hingga ke seluruh dunia.