Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Oktober 31, 2016

MENGUNDANG YANG MISKIN DAN CACAT !



Ketika menulis renungan ini saya teringat tiga pendiri Kongregasi Cinta Kasih berikut ini:

Pertama, St. Theresa dari Calcutta yang diberi gelar kudus 4 September 2016 oleh Paus Fransiskus di Roma. Saat ia dipanggil untuk menghimpun orang-orang miskin di kota Calcutta dan sekitarnya ia selalu mendengar suara yang mengatakan: Aku haus. Dalam refleksinya ia berkesimpulan bahwa suara itu adalah suara Tuhan sendiri yang memanggilnya untuk menghimpun orang-orang miskin, cacat, orang-orang terbuang, yang kelaparan yang tergeletak di jalan-jalan kota Calcutta. Ketika ia memulai pekerjaan itu Muder Teresa menulis dalam buku hariannya bahwa tahun pertamanya penuh dengan kesulitan. Ia tidak memiliki penghasilan dan harus memohon makanan dan persediaan. Teresa mengalami keraguan, kesepian dan godaan untuk kembali dalam kenyamanan kehidupan biara. Ia menulis dalam buku hariannya:
“Tuhan ingin saya masuk dalam kemelaratan. Hari ini saya mendapat pelajaran yang baik. Kemelaratan para orang miskin pastilah sangat keras. Ketika saya mencari tempat tinggal, saya berjalan dan terus berjalan sampai lengan dan kaki saya sakit. Saya bayangkan bagaimana mereka sakit jiwa dan raga, mencari tempat tinggal, makanan dan kesehatan. Kemudian kenikmatan Loreto datang pada saya. ‘Kamu hanya perlu mengatakan dan semuanya akan menjadi milikmu lagi,’ kata sang penggoda... Akhirnya ia menang melawan godaan itu dan mengatakan: “Ini sebuah pilihan bebas, Tuhanku, cintaku untukmu, aku ingin tetap bertahan dan melakukan segala keinginan-Mu merupakan kehormatan bagiku. Aku tidak akan membiarkan satu tetes air mata jatuh karenanya”.
Ia pun terus mengembangkan karyanya. Pada tahun 1996, ia menjalankan 517 misi di lebih dari 100 negara. Selama bertahun-tahun, Bunda Teresa mengembangkan Misionaris Cinta Kasih untuk melayani "termiskin dari yang miskin" di 450 pusat di seluruh dunia. Rumah Misionaris Cinta Kasih ia dirikan di mana-mana guna menampung orang-orang termiskin dari yang miskin.

Kedua, ada juga sebuah biara di Asia, misinya mirip dengan visi misi biara Cinta Kasih Mother Teresa yakni di Korea Selatan, yang didirikan oleh Pastor Yohn Oh Woong Jin bernama Kkottongnae – aksi cinta kasih yang sudah tersebar di beberapa negara. Biara ini menghimpun orang-orang miskin, cacat mental dsb dan mendidik mereka untuk bisa menolong satu sama lain.  

Ketiga, Missionaris of the Poor (MOP) yang didirikan oleh pastor Richard Ho Lung di Jamaica. Ia menghimpun para bruder dan melayani orang-orang cacat serta miskin, khusus untuk laki-laki (dua biara terakhir ini memiliki cabangnya di Labuan Bajo). Keduanya telah memiliki hampir ribuan anggota dalam menjalankan misi cinta kasih.

Melalui para pendiri kongregasi-kongregasi ini Tuhan tetap memanggil orang-orang yang memiliki keprihatinan terhadap orang-orang terpinggirkan, cacat dan miskin, yang lapar dan menderita agar mereka mengalami kasih yang sempurna dari Tuhan. Sebuah panggilan yang menggugat semua orang lain,  yang mungkin dalam hidup ini, lebih memilih kenyamanan, kemewahan, keuntungan, kekayaan dst.

Salah satu alasan mereka memilih cara hidup demikian tentu terdorong oleh sabda Yesus sendiri yang hari ini mengatakan: “Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar." (bdk Luk 14:12-14); dan oleh kesaksian hidup Tuhan sendiri “yang rela menjadi miskin dan menderita untuk menyelamatkan kita, manusia yang berdosa ini”.  

Di sekeliling kita ada begitu banyak orang miskin dan menderita, baik fisik maupun jiwa, karena pelbagai persoalan yang mendera pikiran, perasaan dan kehidupan ekonomi. Mereka ini memerlukan pertolongan sesamanya yang memberi perhatian, dukungan, pertolongan dst. Santu Paulus dalam bacaan pertama mengatakan: “Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;  dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga” (bdk Fil 2:1-4). Dalam nasihatnya ini St. Paulus mendorong kita agar rela merendahkan diri untuk membantu sesama kita yang miskin, lapar dan haus. Tak ada manfaatnya jika kita berbicara tentang persatuan, sehati sepikir kalau hal itu tidak terwujud dalam perbuatan kita untuk menolong sesama seperti yang dilakukan oleh tiga pendiri kongregasi di atas.

Adhitz Ads