Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Oktober 17, 2016

MENIMBUN HARTA !



Ketika Presiden Jokowi mengadakan program pengampunan pajak (tax amnesty), ramai-ramailah orang-orang yang menyembunyikan harta dan uangnya di luar negeri pun dalam negeri, melapor harta kekayaan mereka kepada Dirjen Pajak sambil membayar pajak yang rendah. Dari hasilnya diketahui bahwa ternyata ada banyak orang kaya yang menimbun harta kekayaan mereka demi kelangsungan usaha atau pun demi kelangsungan hidup keluarga. Menimbun kekayaan bukan salah kalau memang kekayaan itu hasil dari kerja keras sendiri, tetapi bila orang menimbun kekayaan karena hasil manipulasi, penipuan dan korupsi maka kekayaan itu menjadi racun bagi jiwa manusia. Mengapa? Hal itu termasuk ketamakan. Ketamakan atau kerakusan termasuk salah satu dari ketujuh dosa pokok.

Ketika seseorang dari antara orang banyak datang kepada Yesus dan meminta-Nya agar menjadi hakim untuk membagi harta warisan mereka, Yesus menjawab: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Luk 12:15). Memiliki dan menimbun kekayaan bukan sesuatu yang salah. Akan tetapi bila kekayaan itu membuat seseorang jatuh dalam dosa ketamakan, kikir dan enggan berbagi kepada sesama yang membutuhkannya maka orang itu menjerat jiwanya ke dalam bahaya, sebab itu kata Yesus: hidup manusia bukan tergantung pada kekayaan tetapi kepada hati yang terbuka kepada Tuhan dan sesama. Dengan kekayaan seseorang hendaknya tetap tahu bersandar dan bersyukur kepada Tuhan, sekaligus tahu juga berbagi kepada sesama yang sungguh-sungguh membutuhkan pertolongan. Adalah tak berguna jika seseorang menimbun kekayaan bagi dirinya sendiri tetapi tidak kaya di hadapan Allah, demikian tambahan nasihat Tuhan Yesus pada akhir perumpamaan tentang seorang yang kaya yang menimbun kekayaannya (Luk 12:16-21)

St. Paulus berpendapat bahwa Allah itu kaya dengan rahmat dan telah menghidupkan kita bersama dengan Kristus. Di dalam Dia dan karena Dia segala kekayaan duniawi yang kita miliki di dunia ini tak ada nilainya apa-apa selain hanya untuk kesenangan yang sementara. Karena itu menimbun harta surgawi dalam bentuk melalukan kebajikan-kebajikan dengan banyak berbuat baik, demi kemuliaan nama Tuhan dan kebahagiaan sesama, jauh lebih tinggi nilainya dari pada menimbun harta duniawi. Kekayaan yang mengarah kepada kesenangan untuk berdosa tidak bernilai apa-apa bagi hidup manusia. Kekayaan yang mengarah kepada kesenangan untuk memuliakan Tuhan dan kesejahteraan sesama adalah wujud dari iman yang hidup.  

Adhitz Ads