Orang benar yang
sungguh-sungguh hidup oleh imannya, yang patut kita teladani selama bulan ini
tidak lain adalah Bunda Maria. Iman yang dia miliki diwariskan ayah ibunya,
Yoakim dan Anna, yang juga hidup oleh iman. Mereka tak tak punya harta kekayaan,
tak punya banyak ilmu pengetahuan, selain sedikit pengetahuan tentang agama
Yahudi yang mengobarkan semangat mereka untuk hidup jujur, setia dan taat
kepada Allah yang mereka imani. Dengan modal iman mereka percaya akan
penyelenggaraan Ilahi yang menyelamatkan, dengan iman mereka bertahan dalam
kesusahan, karena iman mereka tekun berdoa dan bekerja, dengan iman mereka
selalu mengobarkan harapannya, karena iman mereka mengasihi, karena iman
mengatakan “jadilah kehendak-Mu Tuhan”, karena iman hidup mereka berubah dari
tanpa penghormatan sesama menjadi orang paling dihormati di jagat raya ini. Semua
orang kudus Perjanjian Baru meneladani hidup mereka, demikian pun orang kudus
dalam Gereja hingga dewasa ini meneladani hidup mereka. Luar biasa !
Orang yang hidup oleh iman,
tak akan berteriak dalam keputusasaan untuk memohon pertolongan Tuhan, bila
mengalami penindasan, kelaliman dst. Mereka percaya pasti akan terjadi
pembebasan, sebab mereka tahu aka nada masa kedaluarsa dari setiap peristiwa
buruk dalam hidup ini. Nabi Habakuk dalam nubuatnya, pada bacaan
pertama,mengatakan: “Bilamana
pemenuhannya tertunda, nantikanlah saja, akhirnya pasti akan datang, dan tidak
akan dibatalkan” (bdk Hab 1:2-3;2:2-4)
Dalam Injil hari ini, para
rasul minta Tuhan Yesus agar Dia memberi semacam daya iman dan berkata: “Tuhan
tambahkanlah iman kami”. Tuhan Yesus bilang: tak perlu tambah
banyak-banyak, kalau sudah punya sebesar biji sesawi saja, maka meeka bisa
melakukan banyak hal dalam hidup ini. Mereka dapat melakukan pelbagai mujizat
untuk pindahkan gunung ke laut, mujizat menyingkirkan penyakit-penyakit, patahkan kuasa roh jahat, dsb.
Iman sebesar biji sesawi adalah iman yang sangat kuat, lebih kuat dari segala
ilmu kedokteran, bela diri, ilmu sihir dll. Karena iman yang sebesar biji
sesawi itu, Allah akan bekerja menolong orang-orang yang memohon bantuan-Nya
(bdk Luk 17:5-10)
Pendidikan para rasul tidak
lebih tinggi dari mereka yang yang tamat SMA, SMAK atau SMK dewasa ini. Tetapi
karena iman mereka akan Yesus yang hidup dan akan karunia-karunia Roh Kudus
yang telah mereka terima maka mereka sanggup mendirikan Gereja Kristus, pada hari
Pentakosta dan menyebarluaskan berita gembira itu hingga mereka mati dalam
Tuhan. Demikian juga Paulus, karena iman akan Yesus Kristus, ia melepaskan
keyakinan lamanya yang bertumpu pada Taurat. Paulus tidak takut mati, tidak
takut akan siapa pun yang menghalangi dia ketika pergi kemana-mana untuk
mewartakan Injil. Walaupun ia menderita banyak, ia tetap bersaksi tentang
keselamatan dalam Yesus Kristus. Dalam suratnya kepada Timoteus hari ini, ia berkata:
“janganlah malu bersaksi tentang Tuhan
kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan
ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah” (bdk 2 Tim
1:6-8.13-14), dengan cara
mengobarkan kasih karunia Allah yang telah diterima, sebab Allah memberi kita
roh keberanian bukan roh ketakutan.
Iman menolong seseorang untuk
selalu membiarkan Tuhan mengerjakan segala sesuatu bagi keberlangsungan hidupnya di dunia ini, sekaligus menyemangati seseorang
untuk hidup dalam kebenaran, jujur, adil serta penuh kasih !