Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Sabtu, Oktober 29, 2016

JIKA HIDUP MILIK KRISTUS, MATI ADALAH KEUNTUNGAN !



Bagi orang yang kurang beriman judul renungan ini dianggap sebagai idealisme belaka, namun bagi yang sungguh-sungguh beriman judul ini bukanlah isapan jempol tetapi suatu cita-cita yang harus dicapai. Sebab jika Kristus menguasai seluruh hidup dan rencana kita, tak ada sesuatu pun yang perlu kita takuti dalam hidup dan karya kita. Tuhan pasti akan membimbing dan mengaturnya dengan baik sesuai dengan tujuan hidup yang direncanakan-Nya. Orang-orang beriman yang berada di bawah penindasan pada zaman dahulu pun pada zaman ini, khususnya di negara-negara komunis, iman mereka semakin berkembang dan kokoh serta berbuah lebat ketika mereka mengalami penindasan-penindasan itu. Mereka tidak akan menukar imannya demi kekayaan, nama dan keamanan. Mereka akan berkata: “mati hari ini dan besok sama saja, asal mati dalam Kristus, tetapi mati hari ini dan besok demi sesuatu yang lain adalah sia-sia”. Mereka ingat akan perkataan Kristus sendiri, jika biji gandum jatuh ke dalam tanah dan mati, ia akan bertumbuh dan menghasilkan semakin banyak gandum dengan buahnya yang lebat pula.

Paulus tidak pernah takut pada nasibnya sebagai orang yang terbelenggu dalam penjara, sebab ia merasa tak bersalah sedikit pun atas pilihan hidup dan pekerjaannya yang baru: menjadi murid Tuhan dan mewartakan kabar gembira. Maka ia berkata: “Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita, karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus. Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikian pun sekarang, Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. (Fil 1:18-21). Jika kita membuat statistik seberapa banyak orang beriman dalam Gereja Katolik yang memiliki iman seperti Paulus ini, kita boleh berkata: tak terhitung banyaknya, meskipun tidak sampai 30% dari jumlah anggota Gereja yang telah hidup selama 21 abad ini. Ada begitu banyak orang kudus dan para martir, baik yang tercatat maupun yang tidak, telah menghayati iman yang demikian, sehingga Gereja Kristus tetap kokoh.

Sebaliknya ada banyak juga orang beriman yang belum bisa melepaskan kesombongan mereka untuk mempertahankan statusquo karena jabatan, kekayaan dan kehormatan. Yesus menyindir tamu-tamu yang masuk ke rumah orang Farisi, yang mengundang-Nya. Ia melihat para tamu itu datang dengan mencari tempat terhormat dan terdepan. Lalu Ia menyindir mereka dengan bercerita tentang perumpamaan undangan ke pesta nikah. Ia tutup perumpamaan itu dengan mengatakan: “Barangsiapa meninggikan dirinya akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan dirinya akan ditinggikan” (bdk Luk 14:1.7-11). Orang yang sombong tidak menjadi milik Kristus tetapi menjadi milik dirinya sendiri. Dalam diri orang seperti ini tak ada kerelaan dan pengorbanan, bagi mereka mati dinilai sebagai  kecelakaan atau nasib buruk. Orang sombong suka mematikan nasib sesamanya. Mereka menganggap orang lain sebagai musuh dan harus disingkirkan, sebagaimana mereka menyingkirkan Yesus dari tengah masyarakat Yahudi. Semua kata-kata dan tindakan Yesus membahayakan kedudukan, jabatan dan kehormatan mereka.

Mana yang kita pilih dari antara dua sikap iman yang diuraikan di atas? Tergantung pada imanmu akan Tuhan yang telah memberi hidup-Nya untuk menghidupkan Anda dan saya !

Adhitz Ads