Usaha memutarbalikkan
kebenaran Injil bukan cuma cerita masa kini tetapi sudah merupakan cerita yang
berkesimbangunan dari warisan masa lalu dan yang akan terjadi terus menerus hingga
akhir zaman. Kisah hitam putihnya hidup ini antara semangat menyerbarluaskan
kebenaran dan usaha menyangkal kebenaran itu terjadi tiada henti-hentinya. Selalu
ada perang dingin atau perang terbuka antara kuasa kebenaran dan kuasa
kejahatan. Orang-orang yang bertekun dalam iman dan kebenaran pasti akan
bertahan dalam kemenangan, sebaliknya mereka yang kurang bertekun dan mudah
goyah akan terombang ambing lalu terjerumus ke dalam pencobaan.
St. Paulus kesal dengan sikap
jemaat di Galatia yang dengan gampangnya beralih dari kebenaran Injili kepada kepalsuan
yang diajarkan oleh orang-orang lain yang tidak beriman atau yang menentang
kebenaran itu. Ia kesal karena ia sudah bersusah payah dalam waktu yang cukup
lama berada di tengah-tengah mereka di masa sebelumnya guna memberi kesaksian
tentang siapa itu Yesus Kristus berdasarkan kesaksian hidupnya sendiri. Kala itu
sangat banyak orang Galatia menerima Injil Yesus Kristus dan mereka semua
dibaptis, akan tetapi ketika orang-orang lain sesudah Paulus datang dan
menyampaikan filsafat hidup yang palsu, mereka pun beralih kepada kepalsuan itu
dan meninggalkan ajaran iman yang benar. Paulus marah dan menulis: “ Aku heran, bahwa kamu begitu lekas
berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu,
dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang
yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus” (bdk
Gal 1:6-12). Bahkan Paulus sangat marah dan mengatakan: terkutuklah orang yang melakukan hal itu! Sebab Paulus, sebagai
ahli Taurat sangat yakin bahwa apa yang dia ajarkan kepada mereka adalah sebuah
kesaksian yang benar. Ia menerima
kebenaran ini oleh penyataan Yesus sendiri ketika ditangkap Tuhan dan bertobat.
Ketika seseorang datang kepada
Yesus dan bertanya tentang bagaimana caranya supaya seseorang bisa mencapai
hidup kekal. Yesus tidak menyampaikan ajaran-Nya sendiri tetapi ajaran yang
baku, yang telah diketahui oleh semua orang Yahudi yaitu hukum cinta kasih
seperti tertulis dalam Perjanjian Lama. Lalu Yesus menyempurnakan hukum itu
dengan contoh praktis tentang kisah seorang Samaria yang baik hati. Dengan
penjelasan ini Yesus tidak memutarbalikkan ajaran perjanjian lama tetapi
menyempurnakannya, agar orang yang bertanya itu tidak hanya menghafal hukum itu
tetapi melaksanakannya. Yesus tutup cerita-Nya dengan perintah yang tegas: “pergilah
dan perbuatlah demikian!” (Luk 10:25-37).
Dalam misi-Nya di tengah dunia
ini, Yesus menjelaskan dengan sempurna semua rencana Allah yang tersembunyi
selama ini dan mengatakan bahwa kehadiran-Nya di dunia ini merupakan jalan
kepada kebenaran dan jalan kepada kehidupan. Sebab Ia sendirilah jalan, kebenaran
dan hidup itu. Tiada yang lain selain DIA, maka jangan memutarbalikkan Injil-Nya
dengan filsafat yang palsu!