Tiga
kebajikan pokok dalam hidup kristiani adalah iman, harap dan kasih. Kebajikan-kebajikan
ini diberikan Tuhan kepada manusia guna membantu manusia untuk mengimani Dia
dan semua kebenaran yang diajarkan-Nya, berharap kepada-Nya dalam suka dan
duka, dan tetap mengasihi Dia dalam untung dan malang. Kebajikan terbesar dari
ketiganya adalah KASIH. Walaupun kasih itu terbesar namun ketiganya harus
bertumbuh dan berkembang bersama, sebab ketiganya harus saling mendukung satu
sama lain demi tercapainya kasih yang sempurna di mana hidup kita hanya
diliputi damai, sukacita, belaskasih, kemurahan, kerelaan dan kelepasan. Dengan
adanya buah-buah kasih ini berarti kasih kita sudah sungguh-sungguh berakar.
Injil
Lukas hari, agaknya sulit untuk dimengerti. Isinya tampaknya bertentangan
dengan tujuan kedatangan Yesus yang menyelamatkan dan membebaskan. Mengapa dikatakan
Aku datang membawa pedang. Pedang itu alat tajam yang dipakai untuk membela dan
memotong kayu. Kasih tidak akan sungguh-sungguh berakar bila para pengikut
Kristus berada dalam pertentangan atau perpecahan. Yesus adalah seorang yang
sangat radikal, tokoh pembaharu yang hidup dan cara bicara-Nya lain daripada
para tokoh agama dalam agama Yahudi. Dalam pengajaran-Nya, Ia selalu
mengutamakan iman, yang dikobarkan oleh pengharapan dan kasih. Tetapi kita
tahu, tidak semua orang sanggup menerima apa yang diminta-Nya, bahkan banyak
dari pengajaran-Nya menimbulkan salah paham dan perselisihan antara Dia sendiri
dengan para pemuka itu. Orang yang setia dan taat pasti mau mengikuti Dia,
sedangkan orang yang tidak setia dan tidak taat pasti menolak semua kebenaran
yang diajarkan-Nya. Sesudah mendengarkan pengajaran-Nya terjadi konflik batin di
dalam diri para pendengar-Nya yaitu: apakah mau tetap tinggal mencintai cara
hidup manusia lama ataukah mau berubah menjadi manusia baru. Ada dilemma yang
menimbulkan pertentangan. Hingga saat ini kita lihat selalu terjadi konflik
antara orang yang bertahan pada statusquo
dan orang yang mau meninggalkannya. Sampai pada titik ini kasih harus
mempersatukannya. Karena kasih harus menjadi semakin berkualitas dan dalam.
Sebagai
ahli Taurat Paulus sudah belajar banyak tentang arti hidup dan perjuangannya. Ia
tahu bahwa tidak semua orang mau menerima kebenaran itu dengan mudah. Karena itu
dia menyatakan perhatiannya dengan selalu mendoakan jemaat-Nya di Efesus agar tetap
memelihara kasih dan hidup dalam kasih. “Aku
juga berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami,
betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, Aku
berdoa , semoga kalian dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah”. Kepenuhan Allah yang dimaksud di sini tidak
lain adalah KASIH, sebab Allah adalah kasih.
Hidup yang berakar pada iman, harap dan
kasih adalah hidup yang sanggup membawa kita kepada kesempurnaan kasih, yaitu hidup
dalam Tuhan dan untuk kemuliaan Tuhan saja.