Saat
yang paling kritis dalam hidup manusia adalah saat sakratulmaut. Ketika seorang
anak manusia dihadapkan dengan kenyataan harus melepaskan dunia ini. Jiwa
terpisah dari tubuh dan mati. Yesus bersama dua penjahat di kiri kanan Yesus
mengalami suasana sakrat maut. Suasana itu dihadapi dengan cara berbeda:
Yesus
sendiri di tengah banyak diam dan hanya mengucapkan beberapa kalimat penting. Ia
pasrah menerima hukuman itu karena sudah dimengerti dan diterima sebagai
rencana agung Allah untuk menyelamatkan manusia. Penjahat pertama di samping
kiri Yesus ikut menghujat Yesus karena terprovokasi oleh hujatan para pemimpin
Yahudi yang berdiri di sekitar salib itu. Penjahat kedua sebelah kanan Yesus
sadar dan tahu mengapa ia disalibkan. Karena itu dengan rendah hati ia meminta
belaskasih Yesus di saat akhir hidupnya: Yesus ingat aku bila Engkau masuk
dalam Kerajaan-Mu. Permintaan ini adalah sebuah pengakuan lisan dari seseorang
yang tersentuh oleh rahmat belaskasih Allah. Mungkin ia pernah mendengar
seorang yang bernama Yesus sangat terkenal dalam karyaNya. Ia juga tahu bahwa
Yesus dihukum tanpa kesalahan sedikitpun. Karena itu ia menegur temannya bahwa
kita sepantasnya dihukum karena kita bersalah tetapi orang ini tidak bersalah
sedikitpun.
Maka
tergerak oleh nuraninya yang sadar akan kesalahan itu ia minta ampun pada Yesus
dan ia mendapatkannya. Pada saat yang paling kritis terjadi dialog yang indah. Penjahat
memohon ampun dan Yesus memberi ampun. Menurut cerita St. Lukas permintaan
penjahat ini langsung ditanggapi Yesus dengan mengatakan: hari ini juga engkau akan berada
Aku dalam Kerajaan-Ku. Saat kritis itu, Tuhan masih mau membuka pintu hati-Nya
untuk memberi ampun dan dengan demikian kerajaan surga pun terbuka bagi
penjahat itu. Betapa beruntungnya dia.
Selama
Tahun Yubileum Kerahiman ini ada banyak sekali kegiatan rohani yang ditawarkan
oleh Gereja untuk mendapat rahmat belaskasih Allah itu bahkan dengan indulgensi
penuh. Ada umat yang menjalankan aksi-aksi kerahiman ini dengan sangat baik
tetapi ada yang hanya setengah-setengah dan ada yang tidak sama sekali. Tahun
Kerahiman sesungguhnya adalah Tahun di mana kita berusaha merenungkan karya belaskasih
Allah dalam kata dan tindakan, melalui aksi-aksi rohani dan sosial. Dengan harapan
bahwa melalui cara-cara ini kita bisa menyirami dunia yang keras ini dengan kata
dan tindakan yang penuh belaskasih, sehingga kita semua boleh menikmati damai
dan sukacita hidup sebagai anak-anak Allah. Yesus telah menunjukkan hal itu
hingga detik terakhir dari penderitaan-Nya.
Dalam
sejarah bangsa Israel, raja Daud adalah raja yang paling disenangi oleh
masyarakat. Ketika mereka tidak menerima Saul akibat kesalahannya, mereka
mengurapi Daud menjadi raja. Daud adalah raja yang hebat dan mampu memberi
ketenteraman rohani jasmani kepada seluruh rakyatnya. Di bawah pemerintahannya seolah-olah Allah
menghadirkan rahmat belaskasih dan perlindungan kepada bangsa ini sehingga mereka
boleh menikmati kesejahteraan rohani dan jasmani. Daud memimpiin bangsa Israel
dengan mengandalkan Tuhannya (2 Sam 5:1-3).
Paulus
yang juga sudah tersentuh oleh pengalaman belaskasih Allah meyakinkan jemaat
Kolose dengan mengatakan: “Ia telah
melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan
Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu
pengampunan dosa”. (Kol 1:12-20). Mengapa Paulus yakin? Ia sendiri
sesungguhnya tidak layak menerima belaskasih Allah karena dosa penganiayaan dan
pembunuhan yang dia lakukan terhadap para pengikut Yesus di Yerusalem. Namun di
saat ia sedang menggebu-gebu meneruskan misi pembunuhan ini, Yesus menangkap
dia dan mengubah hidupnya menjadi rasul para bangsa. Ke mana-mana ia bersaksi
tentang rahmat belaskasih yang diterimanya itu dari Tuhan dan banyak orang
percaya kepada pengajarannya dan menjadi pengikut Yesus.
Hingga
alhir hidupnya Paulus tetap saja bersaksi tentang rahmat belaskasih ini dan ia
telah menyelamatkan banyak orang karena telah membawa mereka semua kepada
Yesus, Tuhan dan Rajanya. Pada akhirnya juga ia mengatakan kepada Tuhannya:
Yesus, ingat aku di dalam Kerajaan-Mu!