Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, November 20, 2016

YESUS INGAT AKU DALAM KERAJAANMU ! (tutup Tahun Kerahiman)



Saat yang paling kritis dalam hidup manusia adalah saat sakratulmaut. Ketika seorang anak manusia dihadapkan dengan kenyataan harus melepaskan dunia ini. Jiwa terpisah dari tubuh dan mati. Yesus bersama dua penjahat di kiri kanan Yesus mengalami suasana sakrat maut. Suasana itu dihadapi dengan cara berbeda:

Yesus sendiri di tengah banyak diam dan hanya mengucapkan beberapa kalimat penting. Ia pasrah menerima hukuman itu karena sudah dimengerti dan diterima sebagai rencana agung Allah untuk menyelamatkan manusia. Penjahat pertama di samping kiri Yesus ikut menghujat Yesus karena terprovokasi oleh hujatan para pemimpin Yahudi yang berdiri di sekitar salib itu. Penjahat kedua sebelah kanan Yesus sadar dan tahu mengapa ia disalibkan. Karena itu dengan rendah hati ia meminta belaskasih Yesus di saat akhir hidupnya: Yesus ingat aku bila Engkau masuk dalam Kerajaan-Mu. Permintaan ini adalah sebuah pengakuan lisan dari seseorang yang tersentuh oleh rahmat belaskasih Allah. Mungkin ia pernah mendengar seorang yang bernama Yesus sangat terkenal dalam karyaNya. Ia juga tahu bahwa Yesus dihukum tanpa kesalahan sedikitpun. Karena itu ia menegur temannya bahwa kita sepantasnya dihukum karena kita bersalah tetapi orang ini tidak bersalah sedikitpun.

Maka tergerak oleh nuraninya yang sadar akan kesalahan itu ia minta ampun pada Yesus dan ia mendapatkannya. Pada saat yang paling kritis terjadi dialog yang indah. Penjahat memohon ampun dan Yesus memberi ampun. Menurut cerita St. Lukas permintaan penjahat ini langsung ditanggapi Yesus dengan mengatakan: hari ini juga engkau akan berada Aku dalam Kerajaan-Ku. Saat kritis itu, Tuhan masih mau membuka pintu hati-Nya untuk memberi ampun dan dengan demikian kerajaan surga pun terbuka bagi penjahat itu. Betapa beruntungnya dia.

Selama Tahun Yubileum Kerahiman ini ada banyak sekali kegiatan rohani yang ditawarkan oleh Gereja untuk mendapat rahmat belaskasih Allah itu bahkan dengan indulgensi penuh. Ada umat yang menjalankan aksi-aksi kerahiman ini dengan sangat baik tetapi ada yang hanya setengah-setengah dan ada yang tidak sama sekali. Tahun Kerahiman sesungguhnya adalah Tahun di mana kita berusaha merenungkan karya belaskasih Allah dalam kata dan tindakan, melalui aksi-aksi rohani dan sosial. Dengan harapan bahwa melalui cara-cara ini kita bisa menyirami dunia yang keras ini dengan kata dan tindakan yang penuh belaskasih, sehingga kita semua boleh menikmati damai dan sukacita hidup sebagai anak-anak Allah. Yesus telah menunjukkan hal itu hingga detik terakhir dari penderitaan-Nya.

Dalam sejarah bangsa Israel, raja Daud adalah raja yang paling disenangi oleh masyarakat. Ketika mereka tidak menerima Saul akibat kesalahannya, mereka mengurapi Daud menjadi raja. Daud adalah raja yang hebat dan mampu memberi ketenteraman rohani jasmani kepada seluruh rakyatnya.  Di bawah pemerintahannya seolah-olah Allah menghadirkan rahmat belaskasih dan perlindungan kepada bangsa ini sehingga mereka boleh menikmati kesejahteraan rohani dan jasmani. Daud memimpiin bangsa Israel dengan mengandalkan Tuhannya (2 Sam 5:1-3).

Paulus yang juga sudah tersentuh oleh pengalaman belaskasih Allah meyakinkan jemaat Kolose dengan mengatakan: “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa”. (Kol 1:12-20). Mengapa Paulus yakin? Ia sendiri sesungguhnya tidak layak menerima belaskasih Allah karena dosa penganiayaan dan pembunuhan yang dia lakukan terhadap para pengikut Yesus di Yerusalem. Namun di saat ia sedang menggebu-gebu meneruskan misi pembunuhan ini, Yesus menangkap dia dan mengubah hidupnya menjadi rasul para bangsa. Ke mana-mana ia bersaksi tentang rahmat belaskasih yang diterimanya itu dari Tuhan dan banyak orang percaya kepada pengajarannya dan menjadi pengikut Yesus.

Hingga alhir hidupnya Paulus tetap saja bersaksi tentang rahmat belaskasih ini dan ia telah menyelamatkan banyak orang karena telah membawa mereka semua kepada Yesus, Tuhan dan Rajanya. Pada akhirnya juga ia mengatakan kepada Tuhannya: Yesus, ingat aku di dalam Kerajaan-Mu!




Adhitz Ads