Kalau kita berbicara tentang karunia-karunia pelayanan yang
diterima dari Roh Kudus kepada orang-orang yang percaya, maka kita akan mengenal
tiga karunia yang berhubungan dengan kuasa, yaitu karunia iman, penyembuhan dan
mujizat. Ketiga karunia ini biasanya bekerja sekaligus secara bersamaan. Contoh
yang paling nyata ialah ketika Petrus dan Yohanes hendak masuk pintu gerbang
indah Bait Allah. Seorang lumpuh mengemis sesuatu kepada mereka. Ketika memperhatikan
si lumpuh itu, iman Petrus langsung mendorongnya untuk berkata: “Emas dan perak
tak ada pada kami, tetapi demi nama Yesus bangkit dan berjalanlah”. Orang lumpuh
itu sembuh seketika dan terjadilah mujizat penyembuhan.
Dalam Injil hari ini Yesus bertemu dengan seorang yang
sangat beriman, yakni seorang perwira Romawi yang bertugas di Kapernaum. Hambanya
sakit keras di rumahnya dan sangat menderita. Ia datang pada Yesus untuk
memohon penyembuhan, karena dia sudah mendengar Yesus mengerjakan banyak
mujizat penyembuhan di kota itu. Ketika Yesus mau datang ke rumahnya, ia berkata
lagi: “aku tidak pantas menerima Tuan di rumahku, tetapi bersabdalah saja maka
hambaku akan sembuh”. Perwira sangat yakin akan kuasa kata-kata dari Yesus. Perbandingannya
praktis dan sederhana. Dia mengatakan: “Kalau saya memberi perintah kepada
bawahan saya, pasti dia melakukannya”. Demikian juga dia yakin bahwa Yesus bisa
membuat perintah yang sama dan sakit dari hamba akan lenyap. Keyakinan yang
hebat ini sungguh tepat. Mujizat terjadi saat itu juga. Iman perwira ini luar
biasa (Mat 8:5-11). Kalimat permohonan perwira ini justru menjadi doa prakomuni
dalam ekaristi. Doa singkat yang menghasilkan mujizat.
Perwira itu meminta kepada orang yang tepat. Permintaannya juga
tepat dan sangat berisi bukan karena kata-katanya, tetapi karena isi IMAN di
dalam kata-kata itu. Nubuat tentang Yerusalem baru oleh nabi Yesaya diucapkan
pada saat orang Israel sangat menderita di tempat pembuangan Babylon. Nubuat ini
kemudian terwujud bukan karena kata-kata ajaib dari nabi Yesaya tetapi karena
iman (karunia nubuat) yang bekerja dalam diri nabi itu. “Semua orang yang
tertinggal di Sion dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus....dan di
sana akan ada kemuliaan Tuhan” (bdk Yes 4:2-6). Ya, kehadiran Yesus Kristus di
negeri itu, terutama pada puncak karya-Nya di Yerusalem, sungguh telah membuat
Yerusalem menjadi kota mulia, kota kudus. Maka tidak heran kalau semua bangsa
berbondong-bondong ke sana hingga hari ini.
Iman Yesaya telah memprediksi semua itu melalui nubuatnya. Karunia-karunia
Roh Kudus yang bekerja dalam diri manusia bertumbuh karena iman. Jika iman itu terus
berkembang maka hasilnya bukan hanya nubuat tetapi akan meningkat menjadi mujizat.