Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, November 18, 2016

RUMAH DOA JADI SARANG PENYAMUN ?



Kalau Anda pernah membaca tentang: pertama karya seni bangunan kenisah Yerusalem, dalam kaitan dengan bentuknya, arsitektur tiang-tiangnya, altarnya, lampu-lampu hiasnya, bahan-bahan bangunannya, pasti Anda akan sangat mengagumi raja Salomon yang merancang pendiriannya, arsitek yang menggambar dan membangunnya. Kayunya adalah kayu terpilih, yakni kayu aras dan sanobar, yang tidak akan dimakan ngengat, emas dan perak yang menghiasi intereornya, takhta untuk imam agungnya, lamanya waktu yang dipakai untuk membangunnya, dll, maka Anda akan mengatakan luar biasa indahnya bangunan ini. Ditinjau dari segi peruntukannya maka Anda akan mengatakan: sepantasnya kenisah itu sedemikian megahnya (1 Raj 6:1-38). Kedua, kalau Anda juga membaca berapa banyak hewan yang dipotong saat pembaptisannya dan suasana ilahi yang kelihatan saat Salomon berdoa, sungguh betapa megahnya kenisah itu.

Semua orang mengagumi megahnya kenisah itu. Namun ketika generasi baru, pada zaman hidupnya Tuhan Yesus, para pedagang dan penukar uang tidak lagi menghargai kemegahan tempat suci itu, maka seenaknya mereka berdagang di sekitarnya bahkan hingga masuk ke dalamnya. Melihat keadaan itu, serentak saja Yesus mengambil tali, memintalnya lalu mencambuki para pedagang dan memporakporandakan semua meja dari para penukar uang dan pedagang merpati. Yesus marah dan berkata: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." (Luk 19:45-48).

Dalam perjanjian baru, kenisah atau bait Allah dipakai untuk melambangkan tubuh kita. St. Paulus menulis: tubuhmu adalah kenisah Roh Kudus. Jika tubuh kita dilambangkan oleh kenisah (di Yerusalem) yang dicemari oleh perilaku buruk dari para pedagang dan penukar uang, maka dengan jujur kita juga mengakui bahwa kenisah tubuh kita seringkali kita cemari dengan kelalaian, kesalahan dan dosa-dosa lainnya. Maka untuk itu kita perlu membersihkan diri dari dosa dengan bertobat dan tidak membiarkan tubuh ini menjadi sarang penyamun (dosa). Setiap hari kita selalu menghiasi tubuh lahiriah dengan penampilan yang “keren”, penampilan tubuh rohaniah seharusnya lebih baik, lebih hebat alias selalu bersih dan suci di mata Tuhan.





 

Adhitz Ads