“Sebelumnya
aku suka marah-marah dengan diriku sendiri, karena aku selalu jatuh ke dosa
yang sama: cepat marah, dendam dan benci”, demikian Dina memulai syeringnya
dalam persekutuan doa minggu itu. Setiap kali datang ke tempat pengakuan dosa,
aku pasti mengaku dosa bahkan suatu saat
aku malu datang mengaku lagi karena dosaku yang itu-itu saja. Tetapi ketika aku
tidak mau mengaku dosa lagi hatiku semakin merasa tidak nyaman, bahkan marah,
dendam dan benciku bukannya berkurang malah bertambah-tambah. Suatu saat aku
nekad datang lagi ke tempat pengakuan dan aku minta kesabaran dari imamnya
untuk konseling. Setelah ia menyetujui aku mulai berkisah tentang segala macam
hal yang kualami. Setelah selesai bercerita pastor yang mendengarkan pengakuan
dosaku hanya mengatakan satu kalimat ini: dosa seperti ini harus diselesaikan
dengan retret Roh Kudus dan doa penyembuhan luka batin. Pastor itu mendorong
aku untuk mencari retret seperti itu”.
“Sesudah
mencari informasi ke mana-mana aku temukan tempat yang mengadakan retret seperti
itu hanya ada di Cikanyere, Cipanas, Jawa Barat. Lalu aku mengikutinya dengan
niat dan kerinduan yang mendalam untuk bebas dari cengkeraman marah, benci dan
dendam. Setelah mendapat pencurahan Roh Kudus dan doa penyembuhan luka batin,
di hatiku yang terdalam aku merasakan sukacita dan kedamaian yang belum pernah
saya alami sebelumnya dalam hidup saya. Aku pulang ke rumah mulai tekun berdoa
dan membaca Kitab Suci. Hidupku berubah total. Kehadiran roh Tuhan dalam
hidupku terasa seperti air yang mengalir mengobarkan semangat yang positip.
Semua yang kubenci telah kumaafkan dan hatiku penuh dengan rasa damai dan
sukacita. Terima kasih Tuhan atas pengalaman ini”, demikian Dina menutup
syeringnya.
Tubuh
jasmani yang rapuh ini membutuhkan kuasa ilahi Yesus Kristus jika ia ingin
menjadi pemenang, di mana air kehidupan ilahi selalu mengalir menyirami hidup,
hati dan karya seseorang. Tanpa kuasa itu (baca: karunia-karunia Roh Kudus),
mustahil kita sanggup mengubah cara hidup dan cara pikir kita yang buruk
menjadi baik. Hanya Roh Kudus yang bisa mengubah kehidupan yang salah menjadi
baik. Guna mencapai titik balik dari kelemahan manusia lama menjadi manusia
baru, peran Roh Kudus, sangat perlu selalu diikutsertakan, bahkan harus
dihadirkan setiap saat dan hari. Oleh dan bersama Roh Kudus iman, harapan dan
kasih kita akan Tuhan semakin kokoh dan sukacita yang ditimbulkan oleh hubungan
itu semakin menyemangati hidup. Kata Yehezkiel: "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke
Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan
air itu menjadi tawar, sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala
makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi
sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi
tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup” (bdk
Yeh 47:1-2.8-9.12). Air itu lambang karunia Roh Kudus. Jika hidup kita dipenuhi
karunia-karunia Roh maka karunia-karunia itu akan membantu kita hidup selaras
kehendak Allah. Bila kita mau hidup selaras kehendak-Nya maka kita perlu
memiliki keberanian untuk meninggalkan segala kebobrokan hidup, seperti yang
dimainkan oleh para pedagang dan penukar uang di bait Allah itu.
St.
Paulus mengumpamakan bait Allah sebagai simbol tubuh jasmaniah kita. “Tubuhmu
adalah kenisah Roh Kudus. Roh Kudus berdiam di dalam engkau”. Kalau tubuh hati
kita dicemari banyak dosa maka Roh Kudus berserta karunia-karuniaNya tidak akan
bekerja secara optimal. Sebaliknya kalau hati kita lepas bebas dari dosa-dosa
(berani meninggalkan segala kecemaran yang menodai hati dan budi) maka Roh
Tuhan akan bekerja giat menolong kita dalam pelbagai usaha dan pelayanan,
rohani maupun jasmani. Membersihkan hati dan budi dari segala kesesatan tidak cukup
dengan membangun niat baik saja tetapi membutuhkan keberanian meninggalkan kejahatan
secara radikal (lihat sikap Yesus yang meluluhlantakkan semua pencemar di bait
Allah). Ada dua pilihan radikal dalam hidup ini: memilih sikap hidup selaras
kehendak Allah menuju keselamatan - ataukah memelihara kejahatan menuju kebinasaan?
Pertanyaan
itu hanya dapat dijawab dengan benar bila kita hidup di bawah bimbingan Roh
Kudus. Roh Tuhan selalu memimpin kita untuk membuat keputusan untuk memilih yang
benar, hidup dan bekerja secara benar dan mengakhiri pertandingan dengan
selamat. Dina diselamatkan karena telah membuat pilihan yang benar.
Hari
ini Gereja merayakan pesta pemberkatan Basilik Latheran. Basilik ini didirikan
kaisar Konstantinus Agung, putera St. Helena, melambangkan kemerdekaan dan
perdamaian di dalam Gereja, sebab sebelumnya orang Kristen selalu berada di
bawah tekanan dan penganiayaan. Pertobatan Kaiser Konstantinus diikuti oleh
usahanya untuk mendirikan gereja-gereja. Gereja pertama yang dibangun adalah basilika
Yohanes Lateran ini. Ia menjadi induk dari semua gereja di Roma dan kemudian
ditetapkan menjadi basilika untuk Uskup Roma. Pertobatan kaisar Konstantinus
Agung menjadi lambang kemenangan Kristus atas umat-Nya yang terluka oleh dosa. Semua
itu terjadi berkat karya Roh Kudus yang membersihkan hati manusia dari
dosa-dosanya.