Misi
Gereja Kristus untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang tetap konsisten dari
masa ke masa. Tempo dulu ketika pendidikan formal baru mulai dibuka di Flores,
banyak anak dipaksakan untuk masuk sekolah berasrama. Karena pemaksaan itu
banyak dari antara mereka melarikan diri ke rumah dan tidak mau sekolah. Tetapi
bersama pemerintah, Gereja memilih mandor-mandor sekolah dan juga mandor-mandor
kampung untuk memonitor dan mencari anak-anak yang lari itu. Mereka bertugas
untuk mencari anak-anak itu dan jika ditemukan, mereka mengantar anak-anak itu
pulang ke sekolah, dan seterusnya mereka memberi perhatian serius sampai
anak-anak itu betah. Ketika anak-anak ini kemudian menjadi “orang” dalam arti
sudah pintar dan mendapat pekerjaan, tiada hentinya mereka bersyukur bahwa
Gereja telah menyelamatkan mereka dari kemiskinan ilmu pengetahuan. Dari cerita
ini, semangat mencari dan menyelamatkan ini justru dilakukan Gereja untuk
membebaskan anak-anak Tuhan ini dari kemiskinan dan kebodohan terhadap ilmu
pengetahuan.
Apa
yang dilakukan Yesus, pergi ke kota Yerikho dalam cerita Injil hari ini adalah
untuk mengunjungi umat Allah sambil mencari dan menyelamatkan yang hilang itu. Mendengar
kedatangan Yesus di kota itu, segera terjadi kumpulan massa yang besar, sebab
nama Yesus sudah santer dibicarakan oleh seluruh masyarakat di kota-kota Yudea
dan Samaria. Kedatangan Yesus yang langkah itu segera dimanfaatkan Zakheus. Saking
postur tubunya yang terlalu pendek, iapun mencari akal untuk segera memanjat
pohon arah yang terdekat. Keputusan naik pohon ini ia lakukan demi memuaskan
kerinduan hatinya yang kering akibat dosa dan luka batin, sebab ia
sungguh-sungguh telah disingkirkan dari pergaulan masyarakat Yahudi umumnya.
Akibat fatwa dari kaum Farisi dan ahli Taurat yaitu orang Yahudi tidak boleh
bergaul dengan orang yang nyata-nyata berdosa. Zakheus pegawai pajak dicap
berdosa sebab ia suka melakukan korupsi.
Naik
pohon – tempat tinggi adalah sebuah usaha mencari kedekatan dengan Tuhan. Zakheus
naik pohon agar ia bisa memandang Tuhan dengan sempurna. Pencaharian Zakheus
tidak sia-sia. Tuhan justru menyapanya lebih dahulu dan mengatakan: Zakheus, segeralah turun, Aku hendak
menumpang di rumahmu. Perjumpaan yang membahagiakan ini justru menjadi
titik balik bagi Zakheus. Ia mengakui semua dosanya, serta berjanji rela
mengembalikan uang korupsinya sebanyak 4 kali lipat dan separuh dari
kekayaannya akan ia bagikan kepada orang-orang miskin. Penilaian Yesus atas
pertobatan Zakheus: “Hari ini terjadilah
keselamatan atas rumah ini”! Dengan demikian usaha Yesus untuk mengunjungi
penduduk Yerikho bukan saja membawa penghiburan bagi orang banyak tetapi
berhasil menyelamatkan Zakheus serta seluruh keluarganya.
Apa
yang terjadi atas diri Zakheus digarisbawahi lagi oleh Yesus dalam wahyu-Nya
kepada Yohanes: “Barangsiapa Kukasihi,
ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Lihat, Aku
berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku
dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama
dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Barangsiapa menang, ia akan
Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah
menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya” (Why
3:19-21). Tuhan mengasihi semua orang tetapi juga menuntut pertobatan, cara
hidup yang jujur dan benar. Ia mendatangi hati setiap orang dan meminta mereka
untuk bersikap rendah hati dengan membuka pintu hati untuk menerima kedatangan
Tuhan. Zakheus telah melakukannya dengan baik dan ia serta keluarganya
diselamatkan. Bagaimana Anda?