Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, November 10, 2016

MELIHAT DAN MENERIMA SESAMA SEBAGAI SAUDARA !



Menyaksikan semakin maraknya gejala-gejala kekerasan karena masalah SARA, ajakan melihat sesama sebagai saudara semakin dipertanyakan. Apa kita masih mau bersikap seperti itu kalau semakin dibenci dan dinilai jahat oleh sesama? Efek buruk dari masalah sara ini semakin hari semakin buruk saja sehingga ada banyak orang yang dulunya sangat akrab dan bersahabat  kini kelihatan mulai menjadi renggang dan penuh rasa curiga. Semangat hidup berdampingan sebagai saudara pelan-pelan terkikis dan beralih menjadi hidup berdampingan sebagai “musuh”. Kalau kata musuh ini terus menerus bergulir seperti bola liar atau menjadi viral melalui dunia maya, maka semua semboyan baik yang terpelihara selama puluhan tahun melalui perjuangan bersama akan runtuh seketika. Negeri ini bukan menjadi kaya raya lagi tetapi menjadi miskin dalam cinta persaudaraan. Kemiskinan dalam cinta adalah kemiskinan terburuk dalam hidup manusia sebab ia akan merusak seluruh tatanan hidup berbangsa dan bernegara dengan segala budayanya yang indah dan mengagumkan selama ini. Pertanyaannya, relakah kita membiarkan hal ini terjadi? Sebagai orang baik dan masih berpikir jernih, lurus, kudus dan jujur, kita akan berkata dan berdoa: Tuhan bebaskan kami dari godaan dan ancaman ini !
St. Paulus mempunyai anak angkat bernama Onesimus. Ia adalah budak yang dibawa Paulus ke Roma guna melayani Paulus dalam pelbagai pekerjaannya. Namun sebagai orang baik Paulus tidak memperlakukan dia sebagai budak melulu, namun mengajar Onesimus untuk mengetahui Yesus Kristus secara lebih mendalam dan kemudian bisa diutus menjadi pewarta kabar gembira. Karena itu pekerjaan pertama yang dilakukan Paulus atas Onesimus adalah membebaskan dia dari status budak. Ketika status budak dicabut maka bebaslah Onesimus dan menerima status orang merdeka. Dia dipandang menjadi sebagai saudara seiman dengan hak dan kewajiban yang sama di hadapan Tuhan. Hal ini sangat penting karena Onesimus tidak lagi dianggap kafir atau orang asing yang diremehkan tetapi sebagai saudara dalam Kristus. Karena itu ketika dia diutus pulang ke Israel, ia diterima secara penuh sebagai saudara di antara para pengikut Yesus Kristus (bdk Flm 1:7-20). Menerima orang lain sebagai saudara adalah tanda khas kekristenan. Tanda khas ini kemudian menjadi semangat baru yang mendorong semua pengikut Kristus di dunia untuk melihat dan menerima siapa saja dalam kasih persaudaraan. Walau banyak tantangannya tetapi maju perlahan-lahan sampai kemudian dideklarasikan dalam Dekrit PBB dalam thema tentang hak-hak azasi manusia.

Deklarasi Hak-Hak Azasi Manusia ini sesungguhnya bisa dinilai sebagai salah satu tanda hadirnya Kerajaan Allah di dunia (bdk Luk 17:20-25).  Sebab deklarasi ini telah membantu banyak negara di dunia menjadi negara merdeka termasuk Indonesia. Oleh deklarasi ini para penjajah di banyak negara dunia menarik diri dari negara yang mereka jajah dan membiarkan negara bersangkutan merdeka. Dengan memberikan kesempatan merdeka seperti itu maka warta tentang persamaan hak dan hidup dalam kasih persaudaraan semakin mengkristal dalam hati setia insan yang ingin hidup damai di dunia ini. Semua bangsa bisa diajak untuk bekerja sama membangun dunia menjadi lebih baik, bebas dari egoisme suku, bangsa dan negara. Semua bangsa bersatu bahu membahu menlong sesama yang menderita karena kelaparan, penyakit dan bencana alam. Semakin banyak orang bergabung dalam badan amal domestik maupun internasional untuk membantu. Hal ini dapat kita lihat dan rasakan dalam peristiwa bencana gempa bumi dahsyat di Aceh pada tahun 2004 atau sekarang bencana kemanusiaan yang menyebabkan begitu banyak pengungsi dari negara-negara timur tengah menuju Eropa. Mereka semua diterima dengan baik tanpa melihat agama. Mereka hanya orang yang menderita itu adalah sesama yang patut diselamatkan sebab mereka adalah manusia, citra Allah. Amin

Adhitz Ads