Frater
Jana pandai, tanpa sungguh-sungguh belajar ia selalu mendapat nilai A pada
semua mata kuliah. Setiap kali menjelang ujian semester ia cuma mendengar teman-temannya
berdiskusi dan ia pasti mendapat nilai A. Namun ia tidak lulus ujian sarjana
karena tidak bisa menulis skripsi dan dengan demikian ia tidak bisa
menyelesaikan pendidikan di seminari tinggi. Ia datang kepada uskupnya dan
memohon agar ia boleh menjalankan tahun orientasi pastoral tanpa ijasah
sarjana. Uskup mengizinkannya. Setelah dua tahun menjalankan masa orientasi
itu, ia berhenti karena dinilai terlalu santai dan tidak optimal memanfaatkan
potensi yang ada padanya.
Fr.
Jana berhenti dan tinggal bersama orangtuanya di rumah. Dalam hati ia selalu
berdoa, Uskup tidak menerima saya sekarang tetapi saya percaya Tuhan akan
membawa saya pulang ke jalan imamat. Ia pun mencari pekerjaan pada suatu
lembaga pendidikan. Di situ Jana bekerja serius, mendampingi para siswa dengan
baik dan sering mendorong mereka untuk mengadakan pentas-pentas seni. Banyak orang
bercerita tentang keberhasilan Frater Jana mendampingi anak-anak sehingga
selalu mendapat juara di tingkat kabupaten dan Propinsi dalam pentas seni
mereka. Cerita itu sampai juga kepada Uskup dan senang mendengarnya. Sementara itu
frater Jana tetap mengobarkan harapan bahwa suatu saat ia akan jadi imam. Harapan
itu kemudian terkabul ketika ia melamar untuk masuk lagi Uskup menerimanya. Ia dianjurkan
untuk menjalankan masa orientasi sekali lagi. Masa orientasi dijalankannya
dengan serius dan kemudian ia dinilai bisa ditahbiskan menjadi imam. Saat pentahbisannya
ia bersaksi, saya menjadi imam ini karena selama saya menjadi frater dan
dikeluarkan saya selalu menanam keyakinan dalam doa: Tuhan saya mencintaimu dan
saya mau melayani sebagai imam. Dengan doa singkat ini, Tuhan memberinya jalan
itu dan ia ditahbiskan.
Janda
dalam cerita Yesus pada injil hari ini, tidak takut kepada hakim yang lalim di
kotanya. Ia hanya ingin agar perkaranya segera diadili hakim lalim itu. Setiap hari
ia mampir ke kantor hakim lalim itu dan memintanya agar perkaranya segera
diurus. Pada mulanya hakim itu cuek saja, tetapi lama kelamaan ia juga takut,
kalau-kalau janda itu menyerangnya. Karena itu ia mengabulkan permohonan janda
itu dan memberinya kemenangan atas perkaranya. Kata Yesus: doa yang singkat tetapi tak jemu-jemunya itu akan membuat pintu surga
akan terbuka untuk memberi jawabannya ! Tuhan akan membenarkan orang-orang
pilihannya karena iman dan harapan mereka yang hidup (Luk 18:1-8). Iman yang
dikobarkan dengan harapan, akan membuat doa-doa umat-Nya bisa menembus pintu surga.
Tuhan menerima semua doa dari orang-orang yang tekun dan setia dalam iman dan
harapan akan Dia.
Yohanes
memuji jemaatnya yang bertekun dalam iman dan perbuatan baik. Dengan cara itu
mereka memberi kesaksian tentang kebaikan Tuhan kepada orang lain yang tidak
seiman dengan mereka. “Saudaraku yang
kekasih, engkau bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala
sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing. Mereka
telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu. Baik benar
perbuatanmu, jikalau engkau menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan
suatu cara yang berkenan kepada Allah” (3 Yoh 1:5-8). Allah akan
membenarkan setiap perbuatan baik yang dilakukan umat-Nya.
Doa
adalah perbuatan baik untuk memuji dan menyembah Allah. Perbuatan baik,
menolong sesama adalah buah-buah yang baik dari doa-doa. Orang yang senang
melakukan perbuatan baik adalah orang-orang yang percaya bahwa mereka itu wujud
dari kehadiran dan kebaikan Tuhan atas umat-Nya. Allah akan membenarkan
perbuatan mereka.