Maros,
adalah seorang yang sangat ditakuti di kampungnya, karena ia dikenal sebagai
dukun yang sangat cerdas, pandai berbicara dan selalu menang bila membela
perkara apa saja. Dia sering diminta oleh orang sedesanya bila mereka mempunyai
perkara di pengadilan desa. Bila dia menjadi pembelanya, salah atau benar,
pasti perkara yang dibelanya akan menang, sebab dia memiliki jimat yang
membuatnya pandai bersilat lidah dan memojokkan mereka yang berperkara dengan
orang yang dibelanya. Kalau dia berbicara, para lawannya akan gugup dan merasa
tak bisa berdaya untuk menjelaskan pembelaan mereka. Mereka merasa bungkam dan
ikut mengiyakan saja. Orang yang dibela oleh Maros akan merasa beruntung karena
kehebatan Maros. Sesudah itu ia akan mendapat bayaran, baik dalam bentuk materi
maupun uang, seberapa saja yang dimintanya. Kadang-kadang permintaannya sangat besar
sesuka hatinya. Dia bangga pada dirinya sendiri dan pada jimat-jimat yang dia
pakai.
Suatu
saat Maros sakit berat dan hampir mati. Dia merasa sangat takut dan ia
mengundang pastor agar memberinya perminyakan suci. Ketika mendoakan dia, pastor
bernubuat: “Maros, engkau tidak sakit,
tetapi perbuatanmu dan jimat-jimatmu itu yang membuat engkau menjadi seperti
ini. Kalau engkau bertobat engkau akan diselamatkan, tetapi jika engkau tetap
memanfaatkan jimat-jimatmu itu, engkau akan pergi dalam beberapa hari lagi”. Mendengar
nubuat itu Maros mohon ampun pada Tuhan dan menangis sambil berkata: “Saya
bertobat dan mau membuang semua jimat-jimat saya. Pastor berkati saya! Beberapa
hari kemudian Maros sembuh dan membawa semua jimatnya pada pastor yang
mendoakan dia. Di hadapan Maros semua jimat itu dibakar oleh pastornya. Sejak saat
itu Maros bertobat dan menjadi saksi bagi Tuhan. Dia selalu mengatakan: dulu
aku bangga dengan semua itu, sekarang semuaya saya anggap tidak berguna karena
saya telah menyalahgunakan itu untuk mencari keuntungan diri. Hanya Tuhan yang
benar dan mulia.
Demikian
juga perasaan Paulus ketika dia sudah bertobat dari perbuatannya yang jahat,
membela Taurat dengan cara yang salah. Dia menangkap dan membunuh orang demi
Taurat. Setelah berjumpa dengan Tuhan dia bertobat dan bersaksi: apa yang dia
banggakan itu kini dianggap sebagai kerugian, kerena perkenalan dengan Tuhan
jauh lebih mulia dari segalanya! (bdk Flp 3:3-8a). Pertobatan Paulus sungguh
luar biasa dan ia menjadi rasul bagi bangsa-bangsa asing. Perjalanan pastoralnya
sangat jauh dan mengagumkan. Ia tidak takut apa pun, meski perjalanan pastoralnya
membahayakan hidupnya; bahkan ia mengatakan: mati adalah keuntungan karena hidupku
adalah Kristus saja ! Tuhan memakai Paulus untuk tujuan yang mulia. Dalam
sejarah Gereja, Tuhan sudah mengubah banyak orang yang jahat, berbalik menjadi
saksi-Nya, hingga dewasa ini.
Apa
reaksi surga kalau ada yang bertobat seperti Maros, Paulus dan lain-lain itu?
Tuhan Yesus dalam pengajaran-Nya hari ini mengatakan secara terus terang
tentang kegembiraan surga bila seseorang bertobat, melalui perumpamaan tentang
sikap pemilik domba dan dirham yang hilang. Bila domba dan dirham yang hilang
itu ditemukan kembali maka pemiliknya akan membuat pesta. “Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu
telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga
karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena
sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan....” Atau
juga: “Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu
telah kutemukan. Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada
malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."
Surga
bersukacita bila ada dari antara manusia ini bertobat dari segala kesesatan
hidupnya (berdosa) dan kembali ke jalan benar. Ketika mereka bertobat mereka
merasakan bahwa cara hidup yang lama (yang sering mereka banggakan) akan terasa
seperti sampah yang tak berguna atau yang merugikan hidup mereka selama ini.
Hati mereka sungguh penuh dengan rasa syukur akan cinta kasih Tuhan yang mereka
alami. Dengan demikian mereka menjadi saksi-Nya.