Sehubungan
dengan tugas mengajar Gereja khususnya pelayanan sabda Allah, Kitab Hukum
Kanonik no 756 - 758 mengatakan: Sejauh menyangkut Gereja universal, tugas
untuk memaklumkan Injil dipercayakan terutama kepada Paus dan kepada Kolegium
para Uskup. Dalam hubungan dengan Gereja partikular tugas itu dipercayakan
kepada masing-masing Uskup. Uskup dibantu para pastor paroki, diakon dan para
imam dari kongregasi. Mereka dipilih untuk memelihara iman umat seluruhnya berdasarkan
kebenaran yang telah ditetapkan, supaya Gereja secara keseluruhan dapat
memelihara kebenaran itu dan mewariskannya secara turun temurun dan keutuhan
Gereja sebagai satu kesatuan universal tetaplah utuh dan murni. Berdasarkan tugas
ini kita tahu bahwa para hierarkhi Gereja mulai dari dari paus hingga
diakon-diakon memang dipilih untuk memelihara iman umat agar tetap murni.
Sadar
bahwa tugas ini berat maka Paulus mengutus Titus berkeliling dari wilayah ke
wilayah di mana ia pernah mengajar dan merwartakan sabda, agar ia memilih para
penatua dari antara umat dengan syarat-syarat tertentu. Para penatua ini
dipilih dengan tujuan supaya mereka bisa memelihara iman serta pengetahuan akan
kebenaran, sehingga hidup dan karya kaum beriman selaras dengan kehendak Tuhan.
Sejak adanya para penatua ini Gereja sejak awal dan seterusnya secara periodik mengadakan
pertemuan-pertemuan untuk menetapkan ajaran-ajaran yang benar, baik melalui
konsili-konsili maupun sinode-sinode sehingga iman umatnya sungguh-sungguh
terpelihara dengan baik, mereka dapat melawan segala bentuk bidaah dan
ajaran-ajaran sesat. Para hierarkhi Gereja ini sungguh dipilih Tuhan untuk
memelihara iman umat-Nya (Tit 1:1-9)
Tuhan
Yesus dalam wejangan-Nya telah mengingatkan para murid-Nya agar waspada
terhadap segala penyesatan dengan sikap menjaga diri, menjaga iman akan Tuhan
dan segala kebenaran-Nya. Kepada Tuhan Yesus sendiri para rasul memohon:
Tambahkanlah iman kami! Yesus menjawab mereka: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja,
kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di
dalam laut, dan ia akan taat kepadamu." (bdk Luk 17:1-6). Jika iman
hanya dijaga begitu saja tanpa menyuburkannya dengan permintaan rahmat untuk
bertumbuh dan bertambah besar, iman kita tidak bakal menjadi besar seperti biji
sesawi. Tetapi kalau kita terus menerus meminta supaya menjadi besar seperti
biji sesawi saja, maka mujizat-mujizat Tuhan akan selalu terjadi.
Dalam
hubungan dengan meminta ditambahkannya iman, Mr. Damian Stayne bersaksi: “terjadinya
mujizat-mujizat besar dalam pelayanan mereka, karena setiap hari mereka meminta
supaya Tuhan menambahkan iman mereka serta menyingkirkan segala keraguan yang
menggoda”. Untuk itu mereka terus menerus berdoa bersama sambil berpuasa secara
teratur dan disiplin. Pada zaman ini, kalau kita ingin menobatkan orang dan
menghantarnya lebih dekat kepada Tuhan, kita tidak bisa hanya mengandalkan
pengajaran yang hebat, dengan kata-kata indah, filosofis teologis, melainkan
kesaksian hidup yang benar dan baik. Kita butuh mujizat-mujizat sebab mujizat akan
menghidupkan iman. Amin