Sebaik apapun sifat, cara hidup dan kerja
kita di dunia ini, tak akan pernah bebas dari adanya musuh-musuh yang iri,
benci dan dendam pada kita, baik yang kelihatan maupun yang tak kelihatan. Walaupun
alasan yang mereka pakai untuk membenci kita tidak kita ketahui atau sulit kita
mengerti. Musuh-musuh kita, baik jiwa maupun raga, akan selalu mencari alasan
guna menghalangi kita meningkatkan potensi untuk membuat dunia ini menjadi
lebih baik. Orang jahat – yaitu musuh selalu menghambat orang baik.
Apa kata Tuhan Yesus bila kita dihadang
oleh musuh-musuh? “Janganlah kamu takut
kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh
jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun
tubuh di dalam neraka” (bdk Mat 10:24-33). Dalam Alkitab ada 365 kali kata “jangan takut” ditulis. Apa itu
takut? Kamus bahasa Indonesia menjelaskan “takut” itu berarti merasa gentar
(ngeri) bila menghadapi sesuatu yang mendatangkan bencana, kerugian rohani dan
jasmani. Dalam bahasa Ibrani kata takut digambarkan sebagai sesuatu
yang mengikat atau membelenggu. Rasa takut mendatangkan penderitaan bagi jiwa
dan raga, menimbulkan trauma bagi jiwa sehingga membuat seseorang tidak dapat bertumbuh
dengan baik dalam hidup dan karyanya. Rasa takut menghalangi manusia menerima
karunia-karunia Allah. Allah menghendaki kita agar bebas dari rasa takut pada
musuh-musuh jiwa raga yang merugikan itu. Lebih baik takut pada Tuhan karena tidak
akan menimbulkan kerugian melainkan memberi jaminan hidup kekal. Allah adalah
jaminan lepas dari rasa takut.
Karena kuatir akan akhir hidupnya yang mungkin
tidak akan diperhatikan lagi oleh anak cucunya, Yakub berpesan kepada
anak-anaknya tentang tempat pemakamannya. Jenasahnya harus dibawa kembali ke
Kanaan, tempat pemakaman keluarga. Karena kuatir akan balas dendam oleh Yusuf,
saudara-saudaranya meminta ampun atas dosa-dosa mereka di masa lalu. Karena kuatir
akan keselamatan keturunannya Yusuf meminta saudara-saudaranya bersumpah agar
memperhatikan nasib anak cucunya (Kej 49:29-32;50:15-24). Kuatir dan takut pada
keluarga Yakub ini didamaikan oleh janji, pengampunan, sumpah di antara mereka untuk
terus memelihara persaudaraan mereka dalam kasih satu terhadap yang lain,
secara turun temurun. Kasih itulah yang menguatkan dan mengikat mereka menjadi suatu bangsa yang kuat.
Santu Paulus kepada jemaat di Korintus
mengatakan: kasih mengatasi segala-galanya. Kasih Allah atas manusia telah
mengalahkan musuh jiwa raga dan menyembuhkan kita dari dosa, derita dan
kematian abadi. Karena itu jangan takut!