Tak pernah terpikirkan oleh keduanya
bahwa anak perempuan satu-satunya itu bakal dipilih Allah menjadi Bunda Yesus, Bunda
Tuhan dan Juru Selamat. Kerinduan mereka sebagai orang tua mungkin pada saat
itu hanyalah menjadi orang tua yang baik, anaknya taat pada hukum Taurat, setia
pada iman akan Allah, anak itu memiliki suami yang baik dan mempunyai anak yang
cerdas tetapi juga menjadi wanita saleh sehingga bisa mewariskan iman akan
Yahwe kepada anak-anaknya dan cucu cece mereka. Sebuah kerinduan yang lumrah
terjadi di antara keluarga tani Yahudi di kampung Nasareth, wilayah Galilea.
Kitab Sirakh dalam Perjanjian Lama
mengungkapkan kerinduan hati bangsa terpilih ini dengan mengatakan: “Sekarang kami hendak memuji orang-orang
termasyhur, para nenek moyang kita menurut urut-urutannya, yang kebajikannya
tidak sampai terlupa, yang keturunannya tetap setia kepada
perjanjian-perjanjian, dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya. Keturunan
mereka akan tetap tinggal untuk selama-lamanya, dan kemuliaannya tidak akan
dihapus” (bdk Sir 44:1.10-15). Sebagaimana bangsa-bangsa lain, orang-orang
Yahudi diajarkan untuk taat pada Tuhan dan hormat pada orangtua mereka masing-masing.
Kewajiban ini tertera pada 10 perintah Allah yang diwariskan Musa kepada
anak-anak Israel. Hukum ini mengatur hidup moral yang ketat, dalam hubungan
dengan Tuhan dan sesama sehingga setiap orang Yahudi tetap menjaga integritasnya
sebagai bangsa pilihan Allah. Setiap orang Yahudi wajib menghafal dan
menjalankan hukum ini agar hidup mereka dan keturunannya tetap lestari dalam
cinta kepada Tuhan dan sesama. Taat pada Tuhan dan hukum-hukumnya akan menghasilkan
berkat.
Setiap orang Israel tahu ada janji-janji
yang terwaris sejak Abraham, nenek moyang mereka. Mereka juga tahu bahwa janji
Yahwe kepada Abram sudah terpenuhi, karena itu mereka ingin agar janji itu tetap
terpelihara dan terwujud dari generasi ke generasi, dengan demikian keturunan
mereka terpelihara lestari selamanya. Tetapi ada satu kerinduan lain di tengah
pergulatan hidup masa itu yaitu rindu melihat janji kedatangan Mesias. Hal ini
diungkapkan Yesus dalam wejangan-Nya hari ini: “Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu
lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar,
tetapi tidak mendengarnya” (Mat 13:17).
Oleh karena itu para rasul dan semua orang Yahudi yang bisa melihat Yesus
harus bersyukur atas apa yang mereka alami bersama Yesus. Di dalam Yesus segala
janji Yahwe terpenuhi secara sempurna.
Kita tidak melihat Mesias, Juru Selamat
tetapi berita kedatangan-Nya sudah terjadi. Kini kita hidup dalam zaman Mesias,
berjalan bersama Dia dalam iman kepada-Nya. Tiada kegembiraan yang lebih besar
dari pada yang kita miliki dan tiada kebahagiaan yang lebih tinggi dari pada
kebahagiaan yang sekarang alami bersama-Nya, sebab dalam Dia jaminan
keselamatan kita telah terjadi secara sempurna. Bila kita menjaga hubungan ini
dengan baik, saya yakin keturunan anak-anak Tuhan ini akan lestari selamanya.