Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Juli 17, 2017

PENINDASAN, PENINDASAN !

Cerita penindasan di Mesir dalam bacaan pertama hari ini terhadap keturunan Israel mengingatkan saya akan penindasan yang dilakukan Hitler terhadap bangsa Israel di Jerman. Sekitar 6 juta keturunan Israel didiskriminasi dan dikumpulkan untuk dibunuh di Kamp Konsentrasi, 1933 – 1945.

Penindasan terhadap orang Israel di Mesir terjadi karena muncul raja baru yang tidak mengenal Yusuf. Ia melihat bangsa Israel berkembang dengan cepat. Ia takut dan cemas, karena itu ia berkata: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita. Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan -- jika terjadi peperangan -- jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini." (Kel 1:9-10). Lalu dia melakukan penindasan dengan kerja paksa dan menangani pekerjaan-pekerjaan berat, membuat batu bata dari tanah liat, memberi pelbagai pekerjaan di padang dibawa mandor-mandor Mesir yang kejam. Semua anak laki-laki yang lahir bagi orang Israel dibuang ke dalam sungai Nil. Dengan demikian orang Israel sangat menderita. Sungguh sebuah bentuk penindasan yang kejam.

Ketika Yesus lahir dan hidup di tengah bangsa-Nya sendiri hingga usia 33 tahun (sampai wafat dan bangkit), Israel tidak bebas dari penindasan bangsa asing karena pada zaman itu bangsa Romawi menjajah Israel. Yesus sendiri dihukum mati oleh Pilatus, seorang wali negeri Roma yang tinggal di Israel. Dalam warta-Nya hari ini, kita mendengar – membaca tentang sabda Yesus yang mengatakan:"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang”(Mat 10:34). Pernyataan ini tampaknya sangat kontroversial, seolah-olah Yesus mendukung kekerasan. Pedang itu sebuah metafora untuk konflik ideologi dan Yesus tidak mendukung pemikiran tentang kekerasan, apalagi berbicara tentang perpecahan dalam keluarga.

Yesus sendiri menjadi korban penindasan, penindasan oleh dosa manusia dan tindakan tidak adil manusia terhadap sesamanya. Ketika semakin banyak orang menjadi pengikut-Nya maka kebencian para musuh-Nya semakin menjadi-jadi. Penindasan dan penganiayaan pun terjadi di mana-mana, sejak awal mula berdirinya Gereja hingga dewasa ini. Tetapi jangan takut. Tuhan tidak akan meninggalkan jemaat-Nya yang setia !






Adhitz Ads