Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Minggu, Juli 30, 2017

DOA ORANG BENAR !

Semua orang beriman rindu agar doa-doanya didengar dan dikabulkan Tuhan secepat yang mereka inginkan, apalagi kalau mereka berada dalam kesulitan atau diterpa penderitaan. Dalam hidup beriman kita bisa melihat dan membaca begitu banyak jenis doa dengan pelbagai intensinya disampaikan kepada Tuhan. Akan tetapi kalau kita boleh bertanya: doa yang bagaimana dan doa siapakah yang cepat didengarkan Tuhan?

Sebelum menjawab dua pertanyaan di atas sebaiknya kita perlu memahami kebenaran ini: Jawaban doa bukan semata-mata bergantung pada benar salahnya isi doa kita atau setia tidaknya kita berdoa atau layak tidaknya kita yang berdoa, ataupun baik tidaknya cara kita berdoa, sesuai tidaknya dengan kehendak Allah melainkan juga bergantung pada waktu dan kehendak Tuhan untuk menjawabnya. Kalau mau memaksa Tuhan mengabulkannya, maka kita perlu bertanya diri: Siapakah kita ini yang dengan seenaknya memaksa Tuhan? Meski pun kita percaya Tuhan itu mahabaik, penuh kasih dan sayang, maharahim dll, tetapi Dia bukanlah Bapa yang wajib mengikuti setiap keinginan anak-anak-Nya.

Pertama, doa yang bagaimana? Untuk menjawab pertanyaan ini, Tuhan Yesus dalam Injil sinoptis pernah menyampaikan beberapa syarat doa yaitu: jangan panjang-panjang, jangan lakukan di depan orang lain, tetapi berdoalah saja dalam kamarmu saja supaya tidak dilihat orang.

Kedua, doa siapakah yang cepat didengarkan Tuhan? Tuhan Yesus juga pernah memberi jawaban melalui beberapa perumpamaannya: doa orang yang rendah hati seperti pemungut cukai itu (Luk 18:9-14); doa tak jemu-jemunya seperti tekad seorang janda yang selalu mendatangi hakim agar segera memutuskan perkaranya (Luk 18:3-8); atau menurut nasihat Paulus: doa dari orang-orang yang selalu bersyukur (1 Tes 5:17-18); atau contoh doa penuh iman dan harapan dari wanita yang sakit pendarahan itu (Mrk 5:25-29) dan doa Bartimeus yang tak henti-hentinya berteriak memohon Tuhan Yesus mendengarkan dia (Mrk 10:46-52); atau doa orang benar seperti Ayub yang mengakui kelemahan dan ketidakberdayaannya di hadapan Tuhan (Kitab Ayub) dan dalam bacaan pertama hari ini doa Salomo yang tidak meminta banyak-banyak melainkan hanya hikmat dan kebijaksanaan (1 Raj 3:5.7-12). Orang-orang ini adalah orang benar bukan karena mereka kudus tetapi karena “sikap batinnya yang baik dan benar di hadapan Allah”. Bandingkan juga dengan sabda bahagia dalam Mateus 5:1-12.

Tuhan Yesus dalam perumpamaan hari ini mengatakan perihal Kerajaan Surga itu seperti ini:  seperti seorang yang sangat bergembira ketika menemukan harta terpendam di ladang dan menjual seluruh miliknya dan membeli ladang itu; orang yang mencari mutiara yang indah dan menjual seluruh hartanya dan membeli mutiara itu; seperti pukat yang menangkap banyak ikan lalu kemudian pemiliknya memilah-milah antara ikan baik dan buruk (Mat 13:44-52). Membaca dan mendengar perumpamaan ini, apa hubungannya dengan doa?

Hemat saya, berdoa itu bukannya menjadi beban melainkan menjadi pekerjaan yang menggembirakan kita karena kita ini hidup dalam Kerajaan Allah. Dalam sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Sang Raja kita yakni Yesus Kristus sendiri. Ia adalah raja yang mahamurah dan mahabaik serta yang selalu siap memberikan yang terbaik dalam hidup kita. Mengorbankan waktu sedikit atau banyak untuk bertemu dengan-Nya bukanlah “membuang-buang waktu” tetapi justru menjadi waktu yang  sangat penuh rahmat, yang kegembiraannya bagaikan seorang yang menemukan harta terpendam atau mutiara yang mahal. Orang kudus bilang, sesungguhnya kalau kita sudah bertemu dengan-Nya dan memiliki Dia, kita sudah memiliki segalanya.

Ya, pada akhirnya kita ini akan ditangkap seperti ikan-ikan itu yang masuk dalam jala nelayan, dan nelayan itu akan memilah-milah mana ikan baik dan mana ikan buruk. Bila kita tidak memberi waktu untuk Tuhan sama saja kita tidak percaya kepada-Nya bahwa Dia ada dan memelihara hidup kita setiap hari. Santu Paulus bersaksi: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara” (Rom 8:28-29). Allah turut bekerja dalam setiap waktu, di mana saja kita berada, bekerja dan pergi. Orang benar adalah orang yang selalu bergembira dan memberi waktunya untuk Tuhan sebab mereka percaya akan campur tangan Allah dalam hidup ini. Mereka selalu yakin: Tuhan pasti mendengarkan mereka  dengan cara-Nya dan menjawab doa-doa sesuai waktu dan kehendak-Nya juga.



     

Adhitz Ads