Sebelum menjawab dua pertanyaan di atas
sebaiknya kita perlu memahami kebenaran ini: Jawaban doa bukan semata-mata bergantung pada benar salahnya isi doa
kita atau setia tidaknya kita berdoa atau layak tidaknya kita yang berdoa, ataupun
baik tidaknya cara kita berdoa, sesuai tidaknya dengan kehendak Allah melainkan
juga bergantung pada waktu dan kehendak Tuhan untuk menjawabnya. Kalau mau memaksa
Tuhan mengabulkannya, maka kita perlu bertanya diri: Siapakah kita ini yang
dengan seenaknya memaksa Tuhan? Meski pun kita percaya Tuhan itu mahabaik,
penuh kasih dan sayang, maharahim dll, tetapi Dia bukanlah Bapa yang wajib
mengikuti setiap keinginan anak-anak-Nya.
Pertama,
doa yang bagaimana?
Untuk menjawab pertanyaan ini, Tuhan Yesus dalam Injil sinoptis pernah menyampaikan
beberapa syarat doa yaitu: jangan panjang-panjang, jangan lakukan di depan
orang lain, tetapi berdoalah saja dalam kamarmu saja supaya tidak dilihat orang.
Kedua,
doa siapakah yang cepat didengarkan Tuhan? Tuhan Yesus juga pernah memberi
jawaban melalui beberapa perumpamaannya: doa orang yang rendah hati seperti
pemungut cukai itu (Luk 18:9-14); doa tak jemu-jemunya seperti tekad seorang
janda yang selalu mendatangi hakim agar segera memutuskan perkaranya (Luk
18:3-8); atau menurut nasihat Paulus: doa dari orang-orang yang selalu
bersyukur (1 Tes 5:17-18); atau contoh doa penuh iman dan harapan dari wanita
yang sakit pendarahan itu (Mrk 5:25-29) dan doa Bartimeus yang tak
henti-hentinya berteriak memohon Tuhan Yesus mendengarkan dia (Mrk 10:46-52); atau
doa orang benar seperti Ayub yang mengakui kelemahan dan ketidakberdayaannya di
hadapan Tuhan (Kitab Ayub) dan dalam bacaan pertama hari ini doa Salomo yang
tidak meminta banyak-banyak melainkan hanya hikmat dan kebijaksanaan (1 Raj
3:5.7-12). Orang-orang ini adalah orang benar bukan karena mereka kudus tetapi
karena “sikap batinnya yang baik dan
benar di hadapan Allah”. Bandingkan juga dengan sabda bahagia dalam Mateus
5:1-12.
Tuhan Yesus dalam perumpamaan hari ini
mengatakan perihal Kerajaan Surga itu seperti ini: seperti seorang yang sangat bergembira ketika
menemukan harta terpendam di ladang dan menjual seluruh miliknya dan membeli
ladang itu; orang yang mencari mutiara yang indah dan menjual seluruh hartanya
dan membeli mutiara itu; seperti pukat yang menangkap banyak ikan lalu kemudian
pemiliknya memilah-milah antara ikan baik dan buruk (Mat 13:44-52). Membaca dan
mendengar perumpamaan ini, apa hubungannya dengan doa?
Hemat saya, berdoa itu bukannya menjadi
beban melainkan menjadi pekerjaan yang menggembirakan kita karena kita ini hidup
dalam Kerajaan Allah. Dalam sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Sang Raja kita
yakni Yesus Kristus sendiri. Ia adalah raja yang mahamurah dan mahabaik serta yang
selalu siap memberikan yang terbaik dalam hidup kita. Mengorbankan waktu
sedikit atau banyak untuk bertemu dengan-Nya bukanlah “membuang-buang waktu”
tetapi justru menjadi waktu yang sangat penuh
rahmat, yang kegembiraannya bagaikan seorang yang menemukan harta terpendam atau
mutiara yang mahal. Orang kudus bilang, sesungguhnya kalau kita sudah bertemu
dengan-Nya dan memiliki Dia, kita sudah memiliki segalanya.
Ya, pada akhirnya kita ini akan ditangkap
seperti ikan-ikan itu yang masuk dalam jala nelayan, dan nelayan itu akan
memilah-milah mana ikan baik dan mana ikan buruk. Bila kita tidak memberi waktu
untuk Tuhan sama saja kita tidak percaya kepada-Nya bahwa Dia ada dan
memelihara hidup kita setiap hari. Santu Paulus bersaksi: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya
dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan
gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara
banyak saudara” (Rom 8:28-29). Allah
turut bekerja dalam setiap waktu, di mana saja kita berada, bekerja dan pergi. Orang
benar adalah orang yang selalu bergembira dan memberi waktunya untuk Tuhan
sebab mereka percaya akan campur tangan Allah dalam hidup ini. Mereka selalu
yakin: Tuhan pasti mendengarkan mereka dengan
cara-Nya dan menjawab doa-doa sesuai waktu dan kehendak-Nya juga.