Dalam seminggu ada tujuh hari, satu dari
hari-hari itu disebut hari Tuhan. Orang Yahudi menamakannya hari Tuhan itu hari
Sabat, dihitung mulai dari matahari terbenam hari Jumat sampai dengan terbenam
pada hari Sabtu sedangkan menurut dispensasi Kristen, hari Tuhan jatuh pada
hari Minggu, hari pertama untuk memperingati Kebangkitan Kristus. Hari Tuhan
adalah hari pemulihan rohani dan kegiatan keagamaan, periode pengunduran diri
dari mengejar hal-hal duniawi, bagi orang Yahudi di bawah hukum Musa ditambah
dengan tidak boleh berjalan melampaui jarak tertentu, maupun menyalakan api
atau pun tidak boleh membawa sapu tangan. Sedangkan bagi orang Kristen hari
Tuhan adalah hari perayaan yang menyenangkan, yang seutuhnya tidak boleh
dirintangi pembatasan-pembatasan dan kewajiban kuno yang dirancang untuk
diterapkan pada masa dan dispensasi yang berbeda.
Hukum Musa seperti tertera dalam bacaan
pertama hari ini, hari Tuhan harus dikuduskan untuk Tuhan (bdk Kel 20:1-17),
hari di mana kita datang kepada-Nya untuk memuji dan menyembah-Nya dengan penuh
syukur sebab bagaimana pun juga kita wajib memberi waktu yang khusus untuk
mengisi kebutuhan jiwa kita yang selalu haus akan berkat-Nya seperti rusa
merindukan air. Hidup manusia bukan hanya untuk kebutuhan tubuhnya tetapi jiwa,
roh dan tubuh. Jiwa dan roh memang tidak kelihatan tetapi keduanya termasuk
bagian inti dari kehidupan manusia. Keduanya membutuhkan rahmat Allah yang
mahakuasa, agar roh Tuhan hidup dan bekerja giat dalam diri kita.
Jika Roh Kudus bekerja giat dalam diri
kita maka hasilnya akan memberi kita sukacita, sama seperti sukacita sang
penabur benih yang menabur benih di tanah yang subur (bdk Mat 13:8-23). Menjaga
keseimbangan antara memelihara kebutuhan jasmani dan rohani bukanlah sekedar
sebuah anjuran melainkan sebuah kewajiban dasar agar kita mau memelihara hidup dengan
baik. Sebab apa gunanya kita mempunyai kekayaan berlimpah jika semua itu hanya
dipakai demi kesenangan duniawi saja, tubuh itu hanyalah tempelan luar yang
usianya tidak bertahan lama, sedangkan jiwa dan roh itu inti kehidupan yang
akan melanjutkan kehidupan ini bersama Sang Pencipta-Nya, sesudah dia berpisah
dari tubuh. Jiwa ada untuk kehidupan kekal, Roh ada untuk menguatkan jiwa
sehingga jiwa bisa bertemu dengan Pencipta-Nya.
Menguduskan hari Tuhan adalah bagian dari
kebutuhan jiwa yang rindu akan sumber air yang tenang dan padang rumput yang
hijau, kata pemazmur. Memanfaatkan hari Tuhan sebagai hari untuk memuji dan
menyembah-Nya adalah bagian dari usaha untuk menyehatkan jiwa raga kita di
hadapan Tuhan dan sesama agar kita tetap bisa bekerja giat untuk memajukan
kerajaan-Nya di dunia ini. Menguduskan hari Tuhan adalah misi Tuhan untuk
memelihara rahmat keselamatan-Nya dalam diri kita. Amin