Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Selasa, Agustus 08, 2017

BERPIKIR NEGATIP !

Dalam ilmu hukum kita belajar tentang azas praduga tak bersalah terhadap orang yang dituduh bersalah, sebelum seseorang sungguh-sungguh dibuktikan bersalah oleh pengadilan. Dengan kata lain, “jangan dulu berpikir negatip tentang seseorang sebelum ada pembuktian hukum atas kasus yang dilakukannya”. Ini namanya azas keadilan harus dijunjung tinggi, supaya kita tidak menaruh syak wasangka (berpikir negatip) tentang orang lain, yang membuat kita jatuh ke dalam dosa “berpikir negatip”. Dari segi rohani berpikir negatip itu buruk – salah karena dapat merusak hubungan dengan sesama dan menjadi tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Harun dan Myriam berpikir negatip (prasangka buruk) terhadap Musa karena ia memperisteri wanita Kush (bukan keturunan Yahudi). Menurut hukum Yahudi kawin dengan suku yang bukan Yahudi itu najis, karena itu Harun dan Myriam menaruh prasangka buruk atas wahyu yang diterima oleh Musa tentang pembebasan bangsa Israel keluar dari Mesir. Pertanyaan mereka: “Benarkah Tuhan bersabda dengan perantaraan Musa?, lalu keduanya meremehkannya. Akibatnya Myriam terkenan penyakit kusta (Bil 12:1-13). Tuhan membela Musa karena wahyu yang diterima olehnya adalah sesuatu yang otentik (melihat kehadiran Tuhan melalui semak belukar yang bernyala) dan Tuhan berbicara langsung kepadanya. Pengalaman rohani Musa tentu bukan sebuah isapan jempol tetapi sesuatu yang asli dan benar. Orang Israel telah melihat dan mengalami hasilnya yang dahsyat sejak mereka masih berada di Mesir, terutama karena Musa itu orang yang paling baik dari antara semua orang Israel pada masa itu. Musa itu orang pilihan Tuhan dan ia telah melakukan semua perintah Allah dengan baik.

Dalam perjanjian baru Yesus dipandang sebagai Musa baru karena pekerjaan Allah yang ajaib atas diri-Nya. Namun ahli-ahli Taurat dan orang Farisi selalu menaruh prasangka buruk terhadap-Nya karena mereka melihat Yesus makan tanpa mencuci tangan. Aturan Yahudi mengatakan itu najis. Menanggapi pikiran buruk itu Yesus meluruskan pandangan mereka dengan mengatakan: apa yang masuk ke dalam mulut itu tidak menajiskan, sebaliknya yang keluar dari mulut itu menajiskan apalagi jika dinodai dengan pikiran dan hati yang menaruh prasangka buruk! (bdk Mat 15:1-2.10-14). Prasangka buruk atau berpikir negatip itu adalah sesuatu yang tidak berkenan di hadapan Tuhan karena kita mengadili orang lain dengan pikiran kita, tanpa lebih dahulu menilai - menyelidiki apakah orang itu benar-benar bersalah atau tidak.

Masyarakat modern sering jatuh dalam dosa prasangka buruk, lebih lagi dengan semakin berkembangnya tehnologi yang canggih seperti sekarang ini. Banyak berita palsu tentang seseorang diteruskan kepada orang lain tanpa menilai – menyelidiki lebih dahulu tentang salah benarnya berita itu. Dosa prasangka buruk – berpikir negatip kini semakin menguasai pikiran manusia zaman ini…………..












Adhitz Ads