Kita semua tahu maksud adagium berikut
ini: “pemimpin yang arif mensejahterahkan
rakyatnya, sedangkan pemimpin yang korup menyengsarakannya”. Adagium ini
benar sebab kemajuan sebuah negeri tergantung kepada para pemimpinnya. Jika pemimpinnya
arif dan baik negerinya akan maju dan rakyatnya sejahtera, jika pemimpinnya
korup dan rakus negerinya miskin dan rakyatnya menderita. Karena itu semua rakyat di negara ataupun
kerajaan mana pun di dunia ini selalu menginginkan agar para pemimpinnya arif
dan bijaksana sehingga mereka sanggup mengelola pemerintahan negerinya untuk
meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyatnya.
Penulis Kitab Sirakh tahu bahwa rahasia
kesejahteraan rakyat itu ada dalam tangan pemerintahan yang arif dan bijaksana.
Karena itu ia memberi nasihat yang sangat bagus dalam bacaan pertama hari ini. “Raja yang tidak terdidik membinasakan
rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya…..
Pemerintah yang bijak mempertahankan
ketertiban pada rakyatnya, dan pemerintahan orang arif adalah teratur. Di dalam
tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang
yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seorang
manusia, dan kepada para pejabat dikaruniakan oleh-Nya martabatnya” (Sir
10:1-8)
Ketika Yesus diuji pendapat-Nya tentang
kewajiban rakyat terhadap raja, Ia dengan singkat menjawab: “Hak raja diberikan
kepada raja, hak Allah diberi kepada Allah”. Melalui jawaban singkat ini Tuhan
Yesus mengakui pemerintahan duniawi sebab semua itu dikehendaki Allah untuk
mengatur tata tertib hidup manusia di dunia ini. St. Petrus dalam bacaan kedua
mengakui pendapat Tuhan Yesus dan meminta jemaatnya agar tunduk kepada
pemerintahan manusia - duniawi. Kehadiran pemerintahan manusia adalah kehendak
Allah. Terpilihnya pemerintahan manusia adalah suara Allah melalui rakyat yang
memilihnya (vox populi vox Dei). Karena itu pemerintahan duniawi hendaknya
berusaha sedemikian rupa, melalui kebijaksanaan yang dimilikinya bekerja untuk
mensejaterahkan rakyatnya.
Supaya tujuan kesejahteraan ini tercapai
maka orang-orang yang duduk dalam pemerintahan duniawi hendaknya memiliki
integritas yang tinggi dalam hal kebijaksanaan dan kejujuran. Sebab jika tidak
demikian maka tujuan itu hanyalah slogan belaka. Oleh karena itu kita semua
berharap pada hari ulang tahun ke 72 negara Republik Indonesia ini, di bawah
pimpinan Presiden Jokowi dan Yusuf Kalla, segenap rakyat negeri ini semakin
menikmati kesejahteraan. Kemarin kita semua telah mendengar pidato hebat
Presiden Jokowi tentang anggaran tahun 2018 yang bernilai 2000-an trilliun
untuk pelbagai pembangunan di semua sektor.
Mari kita semua berdoa agar segala
rintangan menuju kemajuan bersama dijauhkan dari kita semua, dan semangat cinta
berbangsa dan bernegara, di atas dasar pilar-pilar Pancasila dan UUD ’45, NKRI
dan Bhineka Tunggal Ika mengikat kita menjadi bangsa yang besar dan jaya!