Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Agustus 14, 2017

JANGAN MENJADI BATU SANDUNGAN !

Diangkat menjadi pemimpin pada zaman modern ini tidaklah gampang, sebab hidup tingkah para pemimpin dimonitor dengan pelbagai cara, segala gerak geriknya berada dalam sorotan dari pelbagai macam orang. Orang-orang yang dipimpinnya amat berharap dia bisa menjadi tokoh panutan bagi semua orang dalam kata dan perbuatan, tidak menjadi batu sandungan dan merugikan nama baiknya, serta intitusinya yang dipimpinnya. Tugas seorang pemimpin pada zaman ini juga tidaklah mudah, ia dituntut dapat mengatasi kesulitan dan penderitaan mereka yang dipimpinnya, ia juga diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh semua orang yang dipimpinnya, membela hidup mereka dan juga menjadi pelopor kemajuan dalam bidang kehidupan yang masih terasa kurang, dst.

Yesus dan para murid-Nya sudah menjadi tokoh terkenal di antara masyarakat Yahudi. Yesus menjadi pusat cerita, gossip, pertengkaran serta kekaguman di antara masyarakat Yahudi karena kehebatan-Nya dalam pengajaran serta kuasa Ilahi yang dikerjakan-Nya. Para pemimpin, tokoh agama, pemuka masyarakat, rakyat kebanyakan telah melihat dan mendengar banyak tentang Yesus. Yesus jadi tokoh sanjungan dan juga perdebatan.

Suatu saat seorang pemungut pajak bait Allah bertanya kepada Petrus: apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?  Petrus menjawab, memang membayar. Tetapi sesungguhnya kewajiban itu dilakukan oleh orang asing, bukan oleh rakyat Yahudi sendiri. Namun Yesus mengatakan: “kita tak boleh jadi batu sandungan, sebaiknya dibayar saja”. Ia menyuruh Petrus untuk melaksanakan tugas pembayaran itu. Menjadi batu sandungan, menjadi contoh yang menimbulkan kontroversi di antara orang lain karena perbuatan kita yang salah. Dengan menyuruh Petrus melakukan pembayaran maka Yesus menghendaki para murid harus memberi contoh yang baik dalam segala kewajiban mereka terhadap Negara atau pemerintah (Mat 17:22-27)

Dalam perjanjian lama Musa menuntut orang Israel agar taat pada hukum-hukum Ilahi yang telah mereka dengar dari Musa, demi keselamatan dan kesejahteraan mereka sendiri. Hukum Ialhi itu mengatur tata tertib beriman agar tidak menyeleweng kepada berhala-berhala yang dibenci Tuhan. Sebab Tuhan sajalah yang empunya langit dan bumi dan segala isinya, bukan manusia dan bukan juga raja-raja di bumi. Dengan maklumat Musa ini, Tuhan menuntut ketaatan umat Israel sebagaimana nenek moyang mereka, Abraham, Ishaak dan Yakub telah taat pada Allah dan seluruh keturunannya diberkati. Waktu mereka ke Mesir jumlahnya hanya 70 orang dan sekarang mereka banyak seperti bintag di langit (Ul 10:12-20). Dengan tuntutan ini bangsa Israel tidak boleh menjadi batu sandungan dalam hubungan dengan ketaatan kepada Allah. Setia dalam iman kepada Allah dan hukum-hukum-Nya akan menjadi berkat bagi mereka dan berkat itu telah menjadi nyata.

Semua orang yang percaya pada Tuhan “tidak boleh menjadi batu sandungan” bagi siapa pun. Meskipun kita mungkin bukan pemimpin, tetapi kita semua adalah anak-anak Allah yang memiliki jaminan menjadi ahli waris Kerajaan-Nya. Agar warisan itu tidak lenyap maka semua pengikut Yesus Kristus harus menjadi tokoh panutan bagi sesama di sekitarnya !














Adhitz Ads