Orang-orang optimis melihat dunia ini
dengan hati penuh syukur, mereka melihat banyak peluang untuk membangun hidup
dan dunianya menjadi lebih baik. Mereka mengejar sukses melalui kekuatan dan
tantangan yang mereka hadapi setiap hari. Orang-orang pessimis melihat dunia
ini dengan hati ragu-ragu – bimbang, mereka takut mengambil langkah berani
untuk mulai membangun hidup dengan baik bahkan selalu berpikir negatip dan
mengeluh tentang beratnya kehidupan ini.
Perjalanan orang Israel di padang gurun
melelahkan saking banyaknya tantangan, seperti teriknya mentari di siang hari,
kurangnya persediaan air, tak ada tempat untuk berteduh selain membuat kemah,
dinginnya malam hingga menyengat tulang. Tak ada tempat pelarian untuk
mendapatkan hiburan bagi jiwa mereka yang lelah. Musa melihat kebutuhan
umatnya. Tak ada cara lain baginya untuk menghibur mereka selain membuat kemah
pertemuan, agar umat Israel membawa masalahnya masing-masing kepada Musa sambil
menunggu di luar kemah. Musa yang akan menyampaikan persoalan mereka kepada
Tuhan, sebab di dalam kemah itu Musa bertemu Tuhan langsung dari muka ke muka. Suatu
saat Musa kembali ke puncak Sinai dan di sana dia memohon ampun pada Tuhan atas
semua dosa umatnya melalui puasa 40 hari 40 malam serta menulis kembali hukum Taurat
pada dua loh batu (Kel 33:7-11; 34:5b-9.28). Ketidakhadiranya digantikan Yosua.
Melalui doa dan puasa 40 hari itu Musa
semakin mengerti tentang kerahiman Tuhan dan mengatakan: : "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah
kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu
orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah
sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan
kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga
dan keempat." (Kel 34:6-7). Dalam doanya itu Musa tetap percaya akan
kemurahan Tuhan lalu berseru: Ambillah
kami menjadi milik-Mu Tuhan.
Orang-orang optimis selalu yakin bahwa
Tuhan selalu melakukan hal-hal terbaik dalam hidup ini. Meskipun mereka tahu
ada banyak musuh serta tantangan dalam hidupnya, mereka tetap percaya bahwa
Tuhan itu akan selalu menolong mereka dengan cara-Nya sendiri. Atas dasar optimisme
imannya itu, Musa datang lagi kepada Tuhan di gunung Sinai untuk berpuasa 40
hari 40 malam guna memohon ampun atas dosa bangsanya serta menulis kembali 10 perintah
Allah. Sedangkan Yosua tetap menjaga kemah pertemuan untuk mendengarkan keluh
kesah umatnya dan mendoakan masalah-masalah mereka di dalam kemah itu.
Jika Anda dan saya tertimpa masalah,
datanglah ke kemah pertemuan (kapel, Gereja) dan berjumpalah dengan-Nya di
sana, dan katakan kepada-Nya: Ambillah
kami dan masalah kami menjadi milik-Mu Tuhan !