Dalam hubungan dengan syah tidaknya
sebuah permohonan kepada Tuhan, Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita hari ini
tentang bagaimana kuatnya doa dari dua orang atas nama-Nya kepada Bapa. Dia mulai
dengan mengatakan: “di mana dua atau tiga orang yang berkumpul dalam nama-Ku,
Aku hadir di tengah mereka” (bdk Mat 18:15-20). Kalau dua orang atau lebih ini
sepakat juga berdoa dalam nama-Nya kepada Bapa, berarti:
1)
Doa
itu syah. Syah karena disampaikan oleh dua orang dengan intensi yang sama dan
dilakukan dalam nama-Nya yang hadir dalam diri dua orang itu.
2)
Doa
itu penting dan mendesak, karena itu akan menjadi prioritas dalam kerajaan-Nya.
3)
Kalau
dua orang atau lebih sama-sama berdoa berarti mereka memiliki semangat iman,
harapan dan kasih yang sama. Mereka memiliki kekuatan dan kesaksian yang sama
untuk datang kepada-Nya sehingga seruan mereka segera diperhatikan, apalagi
permohonan itu dimeterai dalam nama Yesus.
Dalam perjalanan menuju tanah terjanji,
Musa didampingi Harun, Myriam dan kemudian Yosua. Kebersamaan mereka dalam permohonan kepada
Tuhan di saat-saat sulit menjadi kekuatan besar untuk menggedor pintu surga,
sehingga Tuhan selalu digambarkan sebagai Tuhan yang sangat prihatin dan cepat
tanggap. Doa mereka selalu segera dijawab. Hal ini dikukuhkan juga oleh
kehadiran-Nya yang nyata dalam janji-Nya: Aku selalu beserta kamu semua. Musa
kemudian meninggal dalam usia 120 tahun, waktu perkabungan dibuat 30 hari dan
dikenang sebagai orang yang paling hebat dalam sejarah pembebasan Israel dari
Mesir (bdk Ul 34:1-12).
Doa dua orang atau lebih itu memiliki “power”
– kekuatan besar untuk mendorong terbukanya pintu surga dan terkabulnya doa
kita. Karena itu doa bersama selalu mempunyai nilai positip dalam hubungan
dengan praktek iman kita kepada Tuhan. Sebagai orang beriman dalam doa bersama
terwujud kasih dan kerja sama yang kuat di antara anak-anak manusia. Sebab di
mana ada kasih di situ Tuhan hadir !