Ada banyak intensi doa. Intensi-intensi
doa pada umumnya berdasarkan pengalaman hidup harian dari setiap orang. Dalam situasi
perang, sakit, kelaparan, putus asa, doa yang sifatnya mengeluh, protes, mungkin
yang paling banyak akan menggedor pintu surga dengan ketukan-ketukan yang amat
keras. Apakah doa seperti ini diterima oleh Tuhan?
Musa dalam bacaan pertama hari ini
merasa sungguh-sungguh terhimpit, terbeban karena pelbagai keluhan yang
disampaikan umat Israel terhadapnya. Mereka menuduhnya sebagai orang yang “salah
dalam mendengarkan perintah Tuhan” sehingga membawa mereka untuk hidup
menderita di padang gurun. Umumnya keluhan umat Israel yang diceritakan hari
ini yaitu tentang sekitar makan enak yang tidak pernah mereka rasakan lagi
selama di padang gurun. Mereka sudah bosan dengan makanan yang sama yang
disebut manna. Sebagai jawaban atas keluhan itu, penulis Kitab Bilangan
melukiskan kemarahan Tuhan atas mereka semua. Keluhan umat Israel dan reaksi
Tuhan yang demikian, membuat Musa marah dan menyampaikan doa dengan nada protes
dengan pelbagai pertanyaan: mengapa dan mengapa, bahkan dalam nada putus asa
Musa berseru: ”jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh
aku saja”? Musa merasa sungguh-sungguh tersesak dan putus asa. Tetapi selanjutnya
dalam nada permohonan ia berkata lagi, “jika
aku mendapat kasih karunia dalam pandangan-Mu, janganlah kiranya aku mengalami
mala petaka” (bdk Bil 11:4b-15).
Sebaliknya dalam perjanjian baru Yesus
tampil dengan penuh percaya diri dan selalu menampilkan perhatian dan belaskasih
Allah dalam pengajaran dan pelbagai pelayanan-Nya. Hari ini Ia mendesak para murid-Nya
untuk memberi makan kepada 5.000 orang (tidak termasuk wanita dan anak-anak). Suatu
desakan yang tidak masuk akal karena murid-murid itu hanya mempunyai persediaan
yang amat terbatas: 5 roti dan 2 ikan. Yesus meminta agar persediaan itu
diberikan kepada-Nya. Setelah Ia mengucap berkat atas persediaan itu, Ia
menyuruh mereka untuk membaginya kepada ribuan orang tadi. Mereka semua
kebagian roti dan ikan, makan sampai kenyang hingga sisa 12 bakul (Mat
14:13-21). Pemberian tulus kepada Tuhan menghasilkan mujizat berlipat ganda.
Cerita ini mengingatkan saya akan banyak
cerita lain dari para kudus, juga dari jemaat biasa tentang bagaimana Tuhan
memperhatikan dan menjaga orang-orang yang mengandalkan kuasa dan mujizat Tuhan
dalam hidup mereka. Dalam segala keadaan, baik atau buruk, berbeban atau tidak,
menangis dan putus asa, jika Anda tetap percaya seperti Musa atau seperti para
murid, Tuhan akan tetap menyatakan belaskasih-Nya untuk memelihara umat-Nya.
Tuhan selalu memperhatikan doa-doa mereka yang tersesak dan terbeban. Di tempat
lain ditulis undangan Yesus dengan sangat jelas: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu”. Maka jika Anda berbeban dan tersesak, letakkan bebanmu
di bawah kaki-Nya dan Ia akan memberi kelegaan kepada-Mu. Amin