Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Rabu, Agustus 30, 2017

TAK HENTINYA BERSYUKUR !   

Memberi untuk beryukur adalah bagian dari tindakan iman kepada Tuhan. Bersyukur untuk memuji adalah bagian dari doa-doa yang timbul dari ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas segala hal yang dialami dalam hidup ini. Doa-doa ucapan syukur adalah bagian dari keyakinan bahwa Tuhan tahu apa yang kita perlukan dalam hidup ini, sehingga tak perlu selalu meminta apa pun kepada-Nya.

Atas dasar keyakinan ini St. Paulus bersaksi dalam bacaan pertama hari ini bahwa dia dan rasul lain yang menyertai dia tak putus-putusnya bersyukur karena mereka telah menyaksikan bagaimana orang-orang Tesalonika menerima pewartaan Injil yang mereka beritakan. Mereka percaya bahwa sabda Allah sungguh bekerja giat dalam diri mereka yang telah mendengarnya. Mereka bergembira dan bersyukur karena melihat bahwa pewartaan mereka tidak sia-sia adanya (bdk 1 Tes 2:9-13). Pujian dan ucapan syukur St. Paulus ini terutama ditujukan kepada Tuhan yang telah menyuburkan pekerjaan mereka dengan rahmat Roh Kudus-Nya. Mereka sadar bahwa mereka hanya menabur sabda itu kemana saja mereka pergi dan Tuhan sendiri yang menyuburkannya.

Sebaliknya Matius pengarang Injil, hari ini masih menyampaikan pesan yang isinya sangat keras kepada semua orang yang hidupnya munafik. Ia menuduh kaum Farisi dan ahli Taurat sebagai kaum yang tampaknya seperti kubur, yang di luar tampaknya putih tetapi di dalamnya penuh dengan kebusukan. Kata-kata yang keras yang ini menggambarkan bahwa Tuhan tidak berkenan atas cara hidup yang munafik atau yang pura-pura (Mat 23:27-32). Tuhan itu mahakudus dan Ia meminta agar semua yang percaya kepada-Nya hidup dalam terang-Nya, jujur, benar dan saleh seperti apa adanya. Kita juga harus jujur dalam arti kalau kita memang bersalah, maka kita harus mengakuinya; jika kita benar katakan sesuai kebenaran yang kita ketahui, bukan dengan sikap mental asal bapa senang. Jika kita hidup dalam kemunafikan ucapan syukur kepada-Nya menjadi tidak berguna, sebab ucapan syukur tidak lahir dari kebenaran melainkan kepalsuan.

Ucapan syukur itu layak dan benar bila ia lahir dari sikap hati yang jujur, jauh dari kemunafikan. Tuhan tahu segala hal yang tersembunyi dalam hidup kita, karena terang-Nya menembus hingga masuk ke lubuk hati kita yang terdalam.    



         

Adhitz Ads