Memberi untuk beryukur adalah bagian
dari tindakan iman kepada Tuhan. Bersyukur untuk memuji adalah bagian dari
doa-doa yang timbul dari ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas segala hal
yang dialami dalam hidup ini. Doa-doa ucapan syukur adalah bagian dari
keyakinan bahwa Tuhan tahu apa yang kita perlukan dalam hidup ini, sehingga tak
perlu selalu meminta apa pun kepada-Nya.
Atas dasar keyakinan ini St. Paulus
bersaksi dalam bacaan pertama hari ini bahwa dia dan rasul lain yang menyertai
dia tak putus-putusnya bersyukur karena mereka telah menyaksikan bagaimana
orang-orang Tesalonika menerima pewartaan Injil yang mereka beritakan. Mereka percaya
bahwa sabda Allah sungguh bekerja giat dalam diri mereka yang telah
mendengarnya. Mereka bergembira dan bersyukur karena melihat bahwa pewartaan
mereka tidak sia-sia adanya (bdk 1 Tes 2:9-13). Pujian dan ucapan syukur St.
Paulus ini terutama ditujukan kepada Tuhan yang telah menyuburkan pekerjaan
mereka dengan rahmat Roh Kudus-Nya. Mereka sadar bahwa mereka hanya menabur
sabda itu kemana saja mereka pergi dan Tuhan sendiri yang menyuburkannya.
Sebaliknya Matius pengarang Injil, hari
ini masih menyampaikan pesan yang isinya sangat keras kepada semua orang yang
hidupnya munafik. Ia menuduh kaum Farisi dan ahli Taurat sebagai kaum yang
tampaknya seperti kubur, yang di luar tampaknya putih tetapi di dalamnya penuh
dengan kebusukan. Kata-kata yang keras yang ini menggambarkan bahwa Tuhan tidak
berkenan atas cara hidup yang munafik atau yang pura-pura (Mat 23:27-32). Tuhan
itu mahakudus dan Ia meminta agar semua yang percaya kepada-Nya hidup dalam
terang-Nya, jujur, benar dan saleh seperti apa adanya. Kita juga harus jujur dalam
arti kalau kita memang bersalah, maka kita harus mengakuinya; jika kita benar katakan
sesuai kebenaran yang kita ketahui, bukan dengan sikap mental asal bapa senang.
Jika kita hidup dalam kemunafikan ucapan syukur kepada-Nya menjadi tidak
berguna, sebab ucapan syukur tidak lahir dari kebenaran melainkan kepalsuan.
Ucapan syukur itu layak dan benar bila
ia lahir dari sikap hati yang jujur, jauh dari kemunafikan. Tuhan tahu segala
hal yang tersembunyi dalam hidup kita, karena terang-Nya menembus hingga masuk
ke lubuk hati kita yang terdalam.