Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Senin, Agustus 28, 2017

MUNAFIK ITU CELAKA ! (pesta St. Agustinus)

Pemuda bernama Agustinus sudah lama hidup dalam kejahatan dan dosa, doa ibunya Monika yang tekun dan kuat telah menarik dia kembali ke jalan benar. Dia sungguh-sungguh bertobat dan mampu meninggalkan masa lalunya, menerima hidup baru. Lalu dia mengikuti pendidikan seminari, ditahbiskan menjadi imam, lalu diangkat menjadi Uskup. Dia menulis sebuah buku yang amat terkenal dengan judul: PENGAKUAN. Dalam buku tersebut ia menulis dengan terus terang tentang hidupnya yang gelap dan kemudian berjumpa dengan Tuhan lalu bertobat. Dalam pengakuan itu jujur terhadap Tuhan, orang tua dan sesamanya. Pengalaman hidup dalam dosa adalah pengalaman yang tidak menyenangkan. Ketika bertobat ia merasa amat bahagia karena segala pengalaman buruknya telah lenyap dan ia boleh menikmati sukacita yang amat dalam, sukacita hidup dalam kasih Tuhan. Sukacita karena pengalaman ia diampuni.

Injil Matius hari ini menampilkan kalimat-kalimat kecaman keras terhadap kaum Farisi dan ahli Taurat dengan kata-kata: Celakalah, celakalah…. Mengapa? Karena Yesus tahu mereka hidup dalam kemunafikan. Mereka tampak suci, alim, tetapi sesungguhnya jahat: sebab menutup jalan keselamatan bagi orang lain, merampok janda-janda, menjerat orang jatuh ke dalam dosa yang lebih berat, mengucapkan sumpah-sumpah palsu atas nama sesuatu yang suci (Mat 23:13-22). Kecaman ini menggambarkan kepada kita bahwa Allah hanya suka pada yang jujur, benar dan adil. Kerajaan Allah bukanlah kerajaan yang terdiri dari orang-orang yang penuh tipu daya tetapi kerajaan terang, kebenaran dan keadilan, kerajaan damai dan sukacita, kerajaan orang-orang yang mencintai Allah dan sesamanya.

St. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika tidak menuntut apa-apa dari umat di situ, selain mendoakan dan memuji ketekunan mereka dalam iman dan cara hidup mereka yang telah berubah (1 Tes 1:2b-5.8b-10) Mereka telah berbalik dari cara hidup manusia lama kepada cara hidup manusia baru, manusia yang hidup di bawah bimbingan kuasa Roh Kudus. Orang Tesalonika tidak lagi hidup dalam kemunafikan melainkan dalam iman dan kebenaran.

Iman akan Allah menuntut manusia untuk hidup dalam terang dan kebenaran. Terang dan kebenaran harus berbuahkan kejujuran dan keadilan, kedamaian dan sukacita. Sebab Tuhan Yesus datang supaya  semua orang yang percaya mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh 10:10b). Setelah pertobatannya St. Agustinus memiliki kelimpahan itu sehingga dalam hidupnya sebagai imam dan uskup ia menunjukkan kwalitas hidup sebagai orang saleh, mencintai kebenaran, keadilan, damai dan sukacita. Melalui pengakuannya ia bersaksi bahwa hidup dalam dosa termasuk perilaku munafik adalah hidup yang tidak membahagiakan.

Pada zaman ini banyak orang jatuh dalam dosa kemunafikan. Mereka berusaha menampilkan kehebatan lahiriah dan menyembunyikan diri di balik kesalehan semu, namun sesungguhnya hati mereka tidak bahagia, tidak nyaman. Sebaliknya orang-orang yang hidupnya jujur akan menikmati kedamaian dan ketentraman. Amin

  



          

Adhitz Ads