Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, Agustus 10, 2017

MENYERAHKAN NYAWA: PEMBERIAN TERBESAR ! (Pesta St. Laurentius)

Salah satu tugas besar Diakon Agung Laurensius yang diberi oleh Paus Sixtus II adalah menjaga harta benda gereja di Roma dan membagi-baikan derma kepada laum fakir miskin. Saat Paus ini ditangkap Laurensius bertekad menemani Paus ini hingga kematiannya. Paus meramalnya bahwa tiga hari lagi engkau akan bersama aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Ramalan itu benar dan Diakon Laurensius ditangkap dan dibunuh mati dengan cara dipanggang dalam kuali besar. Pemberian terbesar ini ia lakukan demi kemuliaan Tuhan dan kesetiaannya kepada Gereja dan umat Allah yang dilayaninya.

Mati demi kemuliaan nama Tuhan disebut martir – kematian seperti itu ibarat menanam biji gandum ke dalam tanah. Biji yang ditanam itu tampak mati, terkubur, tetapi sesungguhnya biji itu diam-diam tumbuh kembali dengan subur oleh gerakan kehidupan Ilahi di dalamnya hingga ia menjadi pohon dan menghasilkan banyak buah. Perumpamaan ini disampaikan oleh Yesus dalam wejangan-Nya kepada para murid hari ini (Yoh 12:24-26). Wejangan ini mengisyaratkan diri-Nya yang akan wafat dan bangkit kembali dari antara orang mati. Kebenaran ini kemudian menjadi nyata dalam pertumbuhan yang hebat bagi Gereja Kristen dari masa ke masa hingga akhir zaman nanti. Ibarat pepatah yang mengatakan: mati satu tumbuh seribu, karena penyerahan diri seperti itu berdasarkan kebenaran yang dihayati dalam iman Kristiani, sebagai cara untuk mengambil bagian dalam karya Kristus yang wafat dan bangkit untuk keselamatan umat manusia.

Mati sebagai martir bukan mati konyol melainkan sebuah kematian mulia demi mempertahankan kebenaran yang dihayati oleh umat kristiani dalam hubungan dengan imannya akan Tuhan Yesus Kristus. Kita percaya Yesus Kristus adalah Allah yang telah menjelma menjadi manusia. Segala perkataan dan tindakan-Nya adalah perwujudan dari kata dan tindakan Allah. Wujud yang terbesar dari perkataan dan tindakan itu adalah penyerahan diri-Nya untuk rela menderita, dihukum mati demi keselamatan umat manusia dari dosa dan kematian kekal. Ketika para pengikut-Nya ditangkap dan dianiaya karena percaya kepada-Nya, mereka tidak tidak memberontak melainkan rela menyerahkan nyawa untuk menjadi saksi atas kebenaran itu.

St. Paulus menilai pengorbanan manusia atas kebenaran yang dihayatinya ibarat seorang yang menabur banyak yang imbalannya akan menuai banyak, lebih lagi jikalau pengorbanan itu dilakukan dengan semangat sukarela (2 Kor 9:6-10). Karena itu ia menganjurkan jika ingin berbuat baik lakukanlah dengan kasih dan sukacita, jangan dengan beban atau sedih hati. Sebab nilai dari perbuatan baik dan pengorbanan itu akan tinggi dan mulia berdasarkan intensinya yang jujur, benar dan keluar dari penghayatan iman.

Para martir termasuk St. Laurensius hari ini telah memberi dirinya secara sukarela untuk membela kebenaran Ilahi yang dihayatinya. Ia telah menjaga harta gereja dengan membaginya kepada orang miskin itu jauh lebih mulia daripada dirampok oleh penguasa Roma saat itu. Ia mati demi orang miskin dan kebenaran iman yang dia yakini. Inilah pemberian – kesaksian terbesar darinya untuk kita semua dan untuk Tuhan.  






Adhitz Ads