Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, Agustus 03, 2017

MEMBANGUN KEMAH SUCI !

Pada zaman modern ini, semakin banyak godaan yang menjerumuskan manusia ke dalam kejahatan dan dosa. Orang-orang yang imannya teguh, setiap hari berusaha membangun hidupnya dengan mendirikan kemah suci, baik di dalam diri mereka sendiri maupun di luar dirinya. Mereka mengisi hidupnya dengan merenungkan sabdaTuhan sambil terus menerus bersyukur atas segala berkat dan perlindungan yang mereka terima. Akan tetapi mereka yang senang dengan tawaran godaan itu, mereka menerimanya begitu saja tanpa membedakan apakah tawaran itu baik atau buruk. Sesudah melihat akibatnya yang buruk barulah mereka menyesal.

Menyadari adanya godaan-godaan itu, Musa datang kepada Tuhan di gunung Sinai. Sesudah berpuasa 40 hari 40 malam, ia menerima perintah untuk menulis hukum-hukum dasar dan mengukirnya pada 2 loh batu, lalu meletakkannya di dalam kemah suci (Kel 40:16-21.34-38). Tuhan menandakan kehadiran-Nya di tengah bangsa itu dengan menurunkan awan pada siang hari dan api pada malam hari tepat di atas kemah suci itu. Mereka meneruskan perjalanannya dengan memperhatikan gerak awan dan api di atas kemah itu. Awan dan api, dalam Kitab Suci, selalu melambangkan kehadiran dan penyertaan Tuhan yang mahakuasa sejak bangsa Israel keluar dari Mesir. Dengan melihat fenomena itu mereka merasa dicintai, dilindungi, dipelihara oleh Yahwe yang selalu setia pada janji-Nya. Kehadiran Tuhan melalui hukum-hukum yang tersimpan dalam kemah suci itu, umat Israel dituntun kepada ketaatan pada sabda kehidupan agar bisa terhindar dari kecenderungan untuk berbuat dosa.

Yesus itu kemah Allah yang hidup. Dalam Dia hukum-hukum Allah itu hidup dan bekerja. Di saat Ia mulai berkarya, Ia mengingatkan bangsa-Nya dengan mengajarkan kebenaran-kebenaran yang berasal dari Allah. Kebenaran itu jalan kepada kehidupan dan keselamatan. Barangsiapa percaya dan melakukannya akan menikmati hidup, tetapi barangsiapa tidak percaya dan tidak melakukannya akan tersesat dan mati. Karena itu pada hari ini Ia mengingatkan para pendengar-Nya dengan mengatakan: “Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut dan menangkap banyak ikan. Setelah penuh pukat itu diseret ke pantai dan lalu para nelayan akan memilih mana ikan yang baik dan mana ikan yang buruk. Yang baik disimpan dan yang buruk dibuang” (bdk 13:47-53). Ikan itu adalah manusia, kita yang hidup ini, yang pada waktunya akan ditangkap dan diadili di hadapan-Nya. Pertanyaannya siapa dari antara kita menjadi ikan yang baik dan siapa yang buruk?

Hemat saya, barangsiapa yang hidupnya telah membangun kemah suci dalam hati dan rumahnya, dan hidup menurut kehendak Allah, mereka itu adalah ikan-ikan yang baik. Akan tetapi barangsiapa tidak membangun kemah suci dan menolak perintah-perintah Allah, mereka itu adalah ikan-ikan yang buruk. Mereka sendiri akan tahu apa efeknya bagi kehidupan masing-masing. Kemah suci adalah benteng hidup kristiani yang menyelamatkan !

Adhitz Ads