Kisah
yang paling menarik dalam perjanjian lama adalah kisah bagaimana kerja sama
Yakub dan ibunya Rebeka, istri Isaak, yang ingin merebut berkat dari Isaak. Kita
tahu Isaak dan Rebeka memiliki 2 orang anak. Yang sulung bernama Esau dengan ciri
khas seluruh tubuhnya berbulu dengan sifat agak kasar sedangkan yang kedua
bernama Yakub, dengan ciri khas manis dan lembut. Rebeka ibunya lebih senang
kepada Yakub ketimbang Esau. Meski demikian dalam adat kebiasaan setempat anak
sulung selalu memiliki hak utama untuk mendapat berkat dari orangtua, khususnya
ayah. Menjelang ajalnya, Isaak, yang matanya sudah buta, ingin memberi berkat
kepada Esau yang sulung, dengan syarat harus pergi berburu dan menghidangkan
hasil buruan itu lalu menerima berkat.
Kesempatan itu dimanfaatkan Yakub dan Rebeka
untuk menipu Isaak agar bisa mendapatkan berkat sulung. Keduanya bekerja
cepat-cepat menyembelih seekor domba lalu menghidangkan hasil masakannya kepada
Isaak. Meskipun Isaak ragu untuk menerima makanan itu tetapi karena alur
penipuan dibuat sedemikian rapi, Yakub berhasil mendapatkan berkat sulung ayahnya.
Yakub
yang mendapat berkat itu kemudian memiliki 12 orang anak dari tiga istri. Di saat
mendekati ajalnya ke-12 anaknya diminta menghadap dia satu persatu untuk
menerima berkat. Ketika ia memberkati Yehuda (cerita bacaan pertama hari ini)
Yakub berkata: “Yehuda, engkau akan
dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu
akan sujud anak-anak ayahmu. Yehuda adalah seperti anak singa: setelah
menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan
berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani
membangunkannya? Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun
lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak
atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa” (Kej 49:8-10). Yakub meneruskan
berkat yang dia terima ayahnya kepada Yehuda dan anak-anaknya, tetapi dibanding
dengan saudara-saudaranya yang lain, Yehuda mendapat kuasa yang paling tinggi
sebagai yang terpuji, terkuat, diumpamakan sebagai anak singa, akan mendapat
tongkat kerajaan yang berkuasa atas segala bangsa. Ucapan berkat Yakub ini
tentu menyasar kepada keturunan Yehuda yang puncaknya akan terpenuhi pada Yesus
Kristus.
Kebenaran
ini kemudian dijelaskan oleh Matius pada pembukaan Injilnya hari ini. ia
menulis silsilah Yesus Kristus mulai dari Abraham hingga Yusuf dan Maria, yang
melahirkan Yesus. Di sini Matius ingin menjelaskan bahwa Yesus bukanlah orang
Nasareth biasa melainkan berasal dari keturunan Daud. Ia adalah Mesias seperti
yang dinubuatkan para nabi. Injil Matius memang ditulis untuk kelompok Yahudi,
agar mereka mengerti tentang bagaimana Allah merancang rencana keselamatan-Nya
melalui bapa bangsanya Abraham. Di dalam Yesus semua janji Allah melalui nenek
moyang dan para nabi terpenuhi. Yesus Kristus adalah puncak dari segala berkat
yang diterima oleh Abraham – Isaak – Yakub dan Yehuda (Mat 1:1-17).
Andaikan
setiap orang tua di bumi ini memiliki semangat dan kebiasaan untuk memberkati
anak-anak mereka, seperti kebiasaan Isaak kepada Yakub, Yakub kepada Yehuda
dst, maka akan banyaklah keturunan manusia yang hidup dalam berkat Tuhan yang
melimpah. Karena itu mengucapkan kata-kata berkat kepada anak-anak akan memberi
mereka berkat, sebaliknya mengucapkan kata-kata kutukan kepada anak akan
menimbulkan kutukan serta luka batin yang dalam. Orangtua wajib mewariskan
berkat dengan ucapan dan tindakan penuh berkat bagi anak-anaknya. Amin