Dalam
perjanjian baru kita mengenal hanya satu nabi yang diutus untuk mempersiapkan
jalan bagi Tuhan Yesus. Nabi itu adalah Yohanes Pembaptis. Karakternya jelas: penampilannya
sangat sederhana, jubah dari bulu unta, ikat pinggangnya kulit, makanannya madu
hutan dan belalang (belalang = makanan dari pohon) tetapi orangnya berani,
tegas, kritis, tajam, jujur dan saleh. Dia amat disegani oleh banyak orang,
bahkan banyak sekali orang datang kepadanya minta dibaptis di sungai Yordan.
Hari
ini kotbahnya sangat keras. Waktu melihat banyak orang ia berkata: “Persiapkan jalan bagi Tuhan, luruskan
jalan bagi-Nya”. Tetapi saat melihat orang Saduki ia langsung berkata: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah
yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang
akan datang?” (bdk Mat 3:1-12). Seluruh
isi kotbah Yohanes hari ini tidak lain adalah seruan pertobatan bagi siapa saja
yang percaya kepada Tuhan dan mendengar sabda-Nya. Pertobatan itu bukan
cuma sebuah tawaran tetapi sebuah keharusan hidup yang wajib dilaksanakan oleh
setiap orang yang percaya kepada Tuhan. Tuhan itu mahakudus. Kita tidak dapat
mendekati kekudusan itu bila jiwa raga kita masih dicemari dosa, kecil
sekalipun adanya. Di hadapan Tuhan segalanya akan menjadi terang benderang, tak
boleh ada kepalsuan dan kemunafikan, kita perlu menghadap Dia dalam kesalehan
atas dasar kejujuran, keadilan dan kebenaran. Jika tidak demikian maka nasib
kita akan ditentukan oleh “kapak yang telah
tersedia di tangan-Nya”. Artinya proses pengadilan sudah dierahkan
kepada-Nya dan kita siap menghadapi pengadilan itu.
Dalam
bacaan pertama nabi Yesaya sudah menggambarkan bagaimana situasi yang bakal
dihadapi orang-orang percaya pada masa kedatangan Kerajaan Allah itu. Meskipun seluruh
situasi kedatangan-Nya ditandai damai, namun pertobatan tidak bisa dikompromi,
pertobatan itu merupakan kewajiban pokok yang harus terlaksana dalam hidup
setiap insan, apapun agamanya. Sebab hidup kita di dunia ini hendaknya menjadi
cerminan dari kehadiran Allah yang mahakudus dan maharahim. Orang Israel sudah
tahu dengan baik apa artinya taat pada hukum-hukum Tuhan dan apa akibatnya jika
tidak taat kepada hukum-hukum itu. “Pada
akhir zaman suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan
tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan
pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN, ya,
kesenangannya ialah takut akan TUHAN” (Yes 11:1-11).
Yang
diberi kuasa untuk memegang kapak itu (kuasa pengadilan) itu tidak lain adalah
Kristus yang sudah dijanjikan kedatangan-Nya oleh Allah sendiri. Pada zaman pengadila
akhir Dia akan tampil sebagai Raja yang menghakimi orang hidup dan mati. Itulah
saat penentuan apakah kita layak hidup bersama Dia dalam Kerajaan-Nya ataukah
dilempar keluar dari Kerajaan itu. Pertobatan adalah satu-satunya jalan terbaik
yang diminta Tuhan hari ini. Luruskan jalan bagi-Nya!