Jika
kita membaca seluruh kisah orang kudus, satu kesimpulan umum yang dapat kita
katakan tentang Tuhan: Ia telah melimpahkan segala yang baik kepada mereka
masing-masing sehingga mereka dapat menghayati cara hidup yang saleh dan benar,
walaupun kita tahu bahwa mereka adalah manusia biasa bahkan berdosa sama
seperti kita. Allah telah melimpahkan segala yang baik atas mereka.
Allah
telah melimpahkan segala yang baik atas diri Hana dan Elkana, suaminya, sebab
Dia telah mendengarkan doa mereka dan menghadiahkan kepada mereka seorang anak
di usia mereka yang telah lanjut. Sebagai balas atas kebaikan dan sekaligus
guna memenuhi nazar mereka, mereka menyerahkan anak itu kepada Tuhan agar bisa
hidup bersama imam Eli yang menjaga bait Allah. Saat penyerahan itu Hana
berkata: "Mohon bicara tuanku, demi
tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk
berdoa kepada TUHAN. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah
memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun
menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada
TUHAN." (bdk 1 Sam 1:24-28)
Allah
melimpahkan segala yang baik. Bagi Elkana dan Hana istrinya, yang baik dan
istimewa yang mereka terima dari Tuhan dalam hidup mereka saat itu sebagai
suami istri adalah anak. Keduanya adalah pasangan suami istri yang telah lanjut
usia. Mereka rindu punya anak seperti keluarga lainnya. Setelah berdoa dengan
tekun setiap hari di bait Allah, mereka mendapatkan anak itu. Namun mereka juga
tidak egois dengan rahmat itu, juga tidak mau berbohong kepada Tuhan, sebab
mereka telah bernazar mau menyerahkan anak itu kepada Tuhan, bila Tuhan
mengabulkan doa mereka. Kebaikan Tuhan mereka balas dengan menyerahkan anak
satu-satunya itu kepada Tuhan. Hati mereka penuh syukur dan orang yang tahu
bersyukur tidak akan pernah memperhitungkan pemberian mereka kepada Tuhan.
Mereka selalu memberi yang terbaik.
Hati
Bunda Maria penuh syukur sesudah pertemuannya dengan Elisabeth. Didorong oleh
rasa syukur itu Maria mengucapkan pujian magnificat (Luk 1:46-56) sebuah
doa ucapan syukur tertinggi yang hanya dinyanyikan oleh orang-orang yang
hatinya dilimpahi syukur atas kebaikan Tuhan yang mereka rasakan dalam hidup
ini. Nyanyian ini diucapkan juga oleh Hana ketika dia merasakan kebaikan Tuhan
atas terkabulnya doa untuk mendapatkan anak.
Tuhan
melimpahkan segala yang baik kepada kita masing-masing, walaupun kadar kebaikan
berbeda-beda tingkatannya. Akan tetapi bila kita percaya dan sadar bahwa hidup
ini semata-mata terjadi karena kebaikan Tuhan, maka sekecil apapun rahmat yang
kita terima dan nikmati, ucapan syukur adalah satu-satunya doa yang selalu
boleh kita panjatkan setiap hari. Amin