Di
tengah kota kecil Nasareth, di wilayah Galilea, kini berdiri megah sebuah
Gereja yang diberi nama: Gereja Kabar
Gembira. Gereja yang dibangun di atas bekas rumah keluarga Yoakim dan Anna
serta Maria anaknya ini mengingatkan kita bahwa di rumah itulah Bunda Maria
menerima kabar sukacita, yang disampaikan malaikat Gabriel kepadanya.
Peristiwa
besar, Natal, kelahiran Yesus Kristus ini, bukanlah sebuah kisah biasa seperti
kisah kehidupan manusia umumnya, melainkan sebuah kisah besar yang tercatat di
buku suci baik perjanjian lama maupun perjanjian baru yang kita sebut Alkitab. Dalam
perjanjian lama kisah ini tertulis dalam nubuat Yesaya dalam bacaan pertama
hari ini, ketika Yesaya bernubuat: bahwa seorang perempuan muda akan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia, Imanuel = Allah beserta kita
(Yes 7:10-14). Nubuat ini menimbulkan sukacita dan harapan bagi bangsa Israel
yang tertindas.
Nama
yang berarti Allah berserta kita ini
hanya dikenakan kepada Yesus yang lahir dari seorang perawan. Perawan itu,
dalam kasih perjanjian baru, bernama Maria. Kisah Lukas dalam Injilnya hari ini
membenarkan itu dan kisah ini dinamakan kabar sukacita yang disampaikan
malaikat kepada Maria (bdk Luk 1:26-38). Dalam Gereja Katolik kisah ini dirumuskan
menjadi sebuah doa yang disebut doa Angelus (yang selalu didoakan pada jam
06.00, 12.00 dan 18.00). Mengapa kisah ini disebut kabar sukacita? Menurut
hemat saya ada beberapa dasar biblis yang menjadi alasannya:
Pertama, ucapan malaikat kepada Maria ketika ia menjumpai
Maria: "Salam, hai engkau yang
dikaruniai, Tuhan menyertai engkau. Maria terkejut mendengar perkataan itu,
lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu
kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di
hadapan Allah”. Ucapan “engkau yang
dikaruniai” adalah sebuah ucapan berkat atas diri seseorang yang menerima
panggilan khusus, apalagi ucapan ini disampaikan oleh seorang malaikat, utusan
Tuhan.
Kedua, isi berita malaikat itu luar biasa mengagumkan: “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak
laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan
akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan
kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum
keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan
berkesudahan." Anak itu akan disebut anak Allah yang mahatinggi, Dia akan
menjadi raja dan kerajaan-Nya tidak berkesudahan. Kita tidak bisa membayangkan
bagaimana perasaan Maria pada saat itu, mungkin saja ia merasa antara layak dan
tidak layak, ataukah antara heran dan terkejut, antara heran dan mustahil. Tetapi
lalu ia bertanya dengan sopan: Bagaimana hal itu mungkin terjadi?
Ketiga, jawab malaikat itu kepadanya: "Roh
Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau;
sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan
sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak
laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut
mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Roh Kudus akan
membuat segalanya terjadi, asal saja engkau percaya dan menerimanya. Maria pun menjawab:
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba
Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Ketika Maria
menyatakan kesediaannya dengan mengatakan kalimat ini, maka Roh Kudus menaungi
dia dan membuat segalanya terjadi. Kehadiran Roh Tuhan yang memungkinkan semua
itu, dan hal ini tentu membuat Maria sangat bersukacita. Hatinya berkobar-kobar
sampai ia membuat keputusan untuk pergi mengunjungi Elisabeth saudaranya. Dalam
perjumpaan dengan Elisabeth itu bukti sukacita itu meluap-luap baik yang
dirasakan oleh Elisabeth maupun oleh bunda Maria sendiri melalui ungkapan
syukur “maginificat”!
Keempat, gadis muda atau anak dara yang dinubuatkan oleh
Yesaya dalam perjanjian lama itu kini sudah terjawab dalam diri Maria, gadis
muda Nasareth, putri semata wayang dari Yoakim dan Maria. Dia-lah gadis yang
dipilih Allah untuk mengambil bagian dalam karya penebusan manusia. Maka Maria sejak
dalam kandungan ibunya dianugerahi rahmat tanpa noda dosa (seperti manusia
lainnya) sebab ia dipersiapkan untuk melahirkan Yesus, Anak Allah, sehingga
dalam Konsili Efesus III disebut Theotokos – Bunda Allah.
Empat
asalan ini menurut hemat saya, telah menjadikan kabar malaikat kepada Maria
menjadi kabar gembira bagi kita semua. Semoga kita menjadi kabar gembira bagi
orang lain karena kita telah diselamatkan oleh Yesus Kristus!