Menurut
alur cerita penulis Kitab Kejadian kemesraan antara Allah dan manusia pada
permulaan ciptaan tampaknya tidak berlangsung lama. Adam dan Hawa diberi
kekayaan Eden, tetapi akibat kekayaan itu mereka terjerumus ke dalam dosa. Hawa
tahkluk kepada ular, Adam takhluk kepada Hawa. Akibat dari itu ular menjadi
binatang terkutuk dan manusia mulai terjerumus dalam derita. Namun sesudah mendengar
semua sabda Tuhan, Adam memberi nama kepada perempuan itu Hawa yang berarti ibu
semua yang hidup. Tanpa Hawa tak ada keturunan manusia – Hawa mengandung,
Hawa melahirkan dan Hawa memelihara serta membesarkan anak-anaknya. Namun sayangnya,
semua yang berasal dari Hawa secara turun temurun lahir dalam dosa. Kita namakan
dosa pusaka, sebab Hawa (ibu dari yang hidup) sudah jatuh dalam dosa. (bdk
Kej 3:9-15.20)
Jika
manusia dibiarkan hidup dalam dosa dan
mati dalam dosa, maka alangkah malangnya nasib kita. Akan tetapi kita sendiri
tak punya kesanggupan untuk menyelamatkan diri dari keadaan yang buruk itu. Sekuat
apapun usaha manusia untuk memulihkan keadaannya melalui persembahan perjanjian
lama, ia hanya mendatangkan keselamatan yang semu, atau hanya bayang-bayang
dari keselamatan. Tuhan harus memulihkan keadaan ini dengan cara memilih
seorang Hawa baru, Hawa tanpa noda dosa yang menjadi ibu baru bagi segala yang
hidup. Pilihan jatuh pada Maria, puteri tunggal Yoakim dan Anna dari Nasareth. Maria
dikandung tanpa noda, dia diberi rahmat melampui segala rahmat yang diterima
oleh semua manusia lainnya, guna melahirkan Juru Selamat.
Malaikat
datang kepada Maria dan menyampaikan pesan ini: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di
hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang
anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar
dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan
kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum
keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena
aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan
turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu
anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” (bdk Luk
1:26-38). Oleh kuasa Roh Kudus Maria mengandung Yesus, Anak Allah, yang
dipersiapkan menjadi Sang Juru Selamat. Oleh penderitaan, wafat dan
kebangkitan-Nya tugas penebusan itu diselesaikan dengan sempurna. Oleh kuasa
Allah sendiri Maria, Hawa baru, berpartisipasi secara sempurna untuk mendatangkan
keselamatan.
Santu
Paulus dalam suratnya kepada jemaat Efesus (1:3-6.11-12) mengatakan: “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus
Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani
di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan,
supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya”. Oleh kurban Kristus kita
ditebus dengan sempurna. Puji Tuhan !