Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Jumat, Desember 30, 2016

SUKA DUKA KELUARGA KUDUS !



Tidak seperti biasanya pesta keluarga kudus tahun ini tidak jatuh pada hari Minggu melainkan hari ini karena hari Minggu kita merayakan Pesta Maria Bunda Maria, sekaligus Tahun Baru 2017. Yang menarik bagi saya dari pesta hari ini adalah bolak baliknya Yusuf membawa keluarga ini dari Betlehem ke Mesir lalu dari Mesir ke Nasareth. Suatu perjalanan yang tidak mudah di zaman itu karena jauh sekali dan semuanya dilakukan dengan kendaraan keledai ataukah unta? Tidak jelas. Pergi pulang atau bolak balik dengan keadaan seperti itulah, menurut saya menjadi suka duka keluarga kudus di masa Yesus masih sebagai seorang bayi, apalagi perasaan mereka digerogoti oleh rasa takut karena ancaman pembunuhan oleh Herodes.

Pengalaman ini menggambarkan pengalaman jutaan pengungsi pada zaman ini yang terancam hidupnya di negara asal mereka dan harus pergi naik perahu, kapal feri, naik kereta bahkan juga ada yang berjalan kaki, harus menerobos perbatasan yang dipagari kawat berduri karena keadaan perang di negara asalnya. Para pengungsi merasa tidak nyaman atau terancam kelaparan dan kematian karena situasi yang buruk itu. Menyedihkan dan amat memprihatinkan, sebab tidak sedikit dari antara mereka yang mati dalam perjalanan di saat mengungsi itu. Bagaimana nasib selanjutnya orang-orang ini, hanya Tuhan yang tahu. Untunglah sama saudara di Eropa, atas nama kemanusiaan dan cinta kasih, masih mau menerima para pengungsi ini dan memberi mereka makan.

Dalam hubungan dengan situasi seperti ini pada hari ini Gereja mengajak kita untuk merenung dengan baik nasihat-nasihat dalam bacaan pertama dan kedua hari ini.

Bacaan pertama Kitab Sirakh (Sir 3:2-6.12-14) memfokuskan nasihatnya pada anak-anak agar mau menghormati ayah ibu dengan baik. Nasihat ini cocok dengan hukum ke empat dalam 10 perintah Allah. Anak-anak wajib menghormati ayah ibunya karena itulah kemuliaan dan hak yang harus mereka terima atas jerih ayah ibu mereka ketika memelihara anak-anaknya. Hidup manusia secara turun termurun adalah sebuah perjalanan estafet, bukan saja menyangkut warisan harta benda tetapi terutama warisan kebajikan dan kebijaksanaan yang bisa membantu mereka bertumbuh dan berkembang menjadi suatu bangsa yang besar. Bangsa Israel telah membuktikan hal ini hingga saat ini.

Sedangkan bacaan kedua dari Kolose 3:12-21, nasihatnya lebih komprehensif. St. Paulus menekankan bagaimana ayah, ibu dan anak, hendaknya sama-sama menjaga hubungan tata krama yang baik dalam hidup bersama. Ia mengatakan: “sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu”.

Tatakrama ini, bila dihayati dan dilaksanakan dengan baik justru akan membantu keluarga-keluarga Tuhan dalam membentuk satu bangsa yang bermartabat luhur dan dapat hidup sebagai citra Allah yang saling menghargai dan mengasihi satu sama lain. Tujuannya tidak lain supaya perdamaian antara bangsa dapat terpelihara dengan baik, sehingga pengalaman buruk keluarga kudus tidak terulang kembali atau pengalaman buruk para pengungsi sekarang ini tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.

Keluarga kudus Nasareth, Yesus Maria Yosef, doakanlah keluarga-keluarga kristiani di manapun mereka berada. Amin

Adhitz Ads