Kambing
termasuk binatang pemamah biak, rakus, suka makan apa saja yang dijumpainya, dan suka merusak serta kepala batu. Kalau diusir
dia pergi sebentar tetapi akan datang lagi, jika ditarik ke depan malah dia
mundur ke belakang. Karena sifatnya yang demikian maka kambing menjadi lambang
orang-orang yang kepala batu, bandel dan tidak peduli.
Sikap
seperti ini cocok dikenakan kepada orang Yahudi pada zaman Yesus hidup di
tengah bangsa-Nya. Injil hari ini mengisahkan sikap orang Yahudi yang keras
kepala itu. Dalam nada kesal Yesus mengatakan: “Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama
anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup
seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi
kamu tidak berkabung”. Waktu Yohanes berpuasa tidak makan dan minum mereka
bilang dia kerasukan, ketika putera manusia datang makan dan minum, mereka
bilang pelahap dan peminum. Semua serba salah. Akibatnya mereka tidak menerima
apa pun dari janji Allah, walaupun hikmat Allah tetap ada dan dibenarkan oleh
perbuatannya (bdk Mat 11:16-19).
Demikianpun
pada zaman nabi Yesaya, mereka tidak peduli pada peringatan dan perintah Tuhan.
Maka dengan nada kesal Yesaya berkata: “Andaikan
engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti
sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti
gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti”. Dengan kata lain
jikalau orang Israel taat pada perintah Tuhan maka hidup mereka akan penuh dengan
berkat dan daya hidup yang lestari. Tetapi nasi sudah jadi bubur, menyesal
kemudian tak ada gunanya, sebab mereka telah menerima resiko dari tindakan
mereka yang tidak mau taat pada perintah Tuhan. Mereka sedang menjalani hukuman
dengan harapan semoga mereka bertobat (bdk
Yes 48:17-19).
Pada
zaman ini sikap tidak mau peduli, tidak mau mendengar nasihat, semakin
bertumbuh subur. Banyak orang memiliki prinsip:“cuek is the best”. Prinsip
hidup seperti ini bukan mendatangkan rahmat dan berkat, sebaliknya mendatangkan
kesusahan dan penderitaan. Kapan angkatan ini bertobat? Kita doakan saja, kalau
bukan hari ini mungkin besok, kalau bukan sekarang mungkin sebentar. Semoga !