Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!

Sabda-MU, Terang Bagi Jalan-ku…!
❝ Your Word is A Lamp for My Feet, A Light for My Path. ❞     「Psalm 119:105  —  The New American Bible, Revised Edition (NABRE).」

Alkitab On-Line

 

Alkitab On-Line :

Ketik Kata atau Ayat :

Alkitab    Bahan

Amazon Associates Rotating Banner

Search Engines with English Only

Kamis, Desember 01, 2016

MEMBANGUN KOTA YANG KUAT !



Saudagar Leo adalah seorang pedagang hewan di kotanya. Ia memiliki banyak asset kekayaan karena larisnya usaha menjual beli hewan. Ia membangun rumah yang bagus dan besar. Ketika rumah itu selesai dibangun ia meminta uskup memberkatinya. Usai diberkati ia dan istrinya tekun dalam doa bersama keluarga karena ia yakin keberhasilannya itu terjadi oleh berkat Tuhan. Namun setelah usahanya maju pesat, ia dan istrinya sangat sibuk dan mereka mulai tenggelam dalam kesenangan pesta pora bersama sahabat-sahabat dekat. Hidup doa dilupakan, ekaristi minggu diabaikan, tugas sosial kemasyarakatan tidak dijalankan lagi.  Suatu ketika datanglah mala petaka besar, pak Leo jatuh dalam perselingkuhan dengan istri teman dekatnya. Prahara ini tak bisa diatasi sehingga mengakibatkan perceraian. Rumah tangga yang tadinya dibangun atas dasar yang bagus kini runtuh karena prahara dosa yang menggoncangkan.

Firman Tuhan hari ini, baik bacaan pertama maupun Injil tidak bermaksud untuk berbicara tentang kota yang sesungguhnya. Baik nabi Yesaya maupun Tuhan Yesus menyebut kota hanya sebagai analogi tentang bagaimana manusia harus membangun imannya di atas dasar yang kokoh agar tidak mudah dipengaruhi oleh ajaran asing yang membuat mereka murtad atau menyembah dewa-dewa lain. Sebab datangnya mala petaka atas bangsa Israel tidak lain karena mereka tidak setia lagi kepada hukum Tuhan yang diwariskan nenek moyang mereka tetapi mereka mengikuti pengaruh bangsa lain dan ikut menyembah berhala.  

Yesaya ingin agar bangsa yang ada di Babylon harus bertobat dan membaharui diri dengan mengulangi janji setia hanya kepada Tuhan. Yesaya berseru: “Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal”. Sejak Abraham, Isaak dan Yakub orang Israel hanya mengenal iman akan Allah, bukan dewa dewi dari bangsa asing. Tetapi ketika anak cucu mereka beralih keyakinan kepada dewa-dewi bangsa asing maka ambruklah pertahanan mereka untuk menyembah Allah yang benar. Pikiran dan hati mereka dikacaukan, hukum-hukum diabaikan, moralitas bangsa runtuh sebab mereka hidup dalam dosa. Dosa mengakibatkan kejatuhan demi kejatuhan (bdk Yes 26:1-6)

Tuhan Yesus dalam wejangan-Nya hari ini mengingatkan para pendengar-Nya bahwa tidak ada privilese tertentu yang memungkinkan  semua orang yang menyebut nama Tuhan itu otomatis masuk surga atau diselamatkan. Ia menekankan pentingnya sikap mendengar dan bertindak sesuai kehendak Tuhan. Itu ibarat orang yang mendirikan rumahnya dii atas batu (kokoh, kuat). Iman yang teguh dibangun bukan saja atas dasar sebuah pengakuan di bibir melainkan harus terwujud dalam praktek hidup yang sesuai kehendak Allah (Mat 7:24-27). Meminjam ungkapan St. Yakobus: iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati. Kota yang kuat hendaknya dibangun atas dasar yang kokoh, sedangkan iman yang teguh hendaknya dibangun atas tindakan yang nyata.   

Adhitz Ads